Sebenarnya apa yang menyebabkan masih banyaknya kasus perceraian di Blitar raya ini semakin meningkat?
Pada umumnya penyebab perceraian yang dominan adalah hadirnya orang ketiga atau the other woman/man, ketidak harmonisan rumah tangga maupun faktor ekonomi. Angka perceraian akibat penyebab ini diprediksi akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Adanya orang ketiga seperti kehadiran pria idaman lain maupun wanita idaman lain inilah yang memicu ketidakcocokan berumah tangga. Selain alasan yang telah dipaparkan di atas, ada juga alasan lain seperti ketidak cocokan sedari awal dan motif cerai lainnya merupakan persoalan ekonomi keluarga.
Kebanyakan masyarakat Blitar masih bekerja pada bidang pertanian. Baik yang memang memiliki lahan persawahan, mapun yang bekerja sebagai buruh saja. Rasio jumlah pasangan suami istri yang bekerja di bidang pertanian ini paling banyak didominasi oleh pihak suami, sedangkan di lain kubu para istri terkadang masih ditemukan bekerja di pasar, bahkan tidak banyak ada yang mencoba untuk membuka usaha toko kelontong. Selain pada bidang pertanian para suami juga bekerja sebagai buruh serabutan, seperti buruh kuli bangunan dan contoh lain yang dapat dilihat pada pola masyarakat agraris pada umumnya.
Pekerjaan yang tak menentu pasti menghasilkan upah atau gaji yang dapat dikatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Pendapatan suami yang dirasa tidak cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga ini akhirnya membuat banyak para istri yang tidak tahan menghadapi situasi sulit itu, dan berujung menggungat cerai suaminya. Faktor ekoonomi lain seperti masih berkembangnya mode masyarakat ekspansif yakni banyaknya suami atau istri yang menjadi buruh di luar negeri atau lebih dikenal dengan tenaga kerja Indonesia (TKI). Hal ini dikarenkan buruh yang bekerja di luar negeri sering dikatitkan dengan motif perceraian yang paling marak (ekonomi dan perselingkuhan). Hal ini dilakukan salah satu dari pasangan tersebut.
Angka perceraian semakin meningkat disumbang, oleh peran pasangan muda dengan dominasi kaum remaja alasan mereka memutuskan untuk tidak bersama lagi karena masing-masing merasa sudah tidak memiliki kecocokan lagi. Jika diambil kasus para pasangan muda ini menikah karena pihak perempuan yang hamil di luar nikah atau (MBA) married by accident. Gaya berpacaran yang berlebihan terlebih sex education yang kurang menjadi penyebab adanya pernikahan ini.