Ghosn In The Box

0 Komentar

Peti itu cukup longgar untuk sosok Ghosn yang tidak tinggi besar. Mungkin masih cukup ruang untuk memasukkan Bento secukupnya. Ditambah sake atau bir Asahi.
Mungkinkah tempat rahasia untuk masuk peti itu di salah satu gudang bandara?
Atau justru di suatu gudang sewaan dekat Tokyo?
Rasanya tidak mungkin tempat rahasia itu di dekat Tokyo. Perjalanan Tokyo-Osaka bisa 4 jam. Atau 6 jam –tergantung macet atau tidak.
Lebih enak kalau dari Tokyo naik sedan. Yang anti peluru. Warna hitam. Dengan film kaca yang gelap.
Tapi mungkin juga masuk petinya di dekat Tokyo. Agar dari Tokyo ke Osaka pakai mobil box barang. Yang lebih tidak menimbulkan kecurigaan. Siapa tahu ada pemeriksaan di jalan.
Tapi siapa yang mau periksa-periksa di suasana liburan tahun baru seperti itu. Di saat orang Jepang sendiri lagi heboh dengan lomba lari Tokyo-Fujiyama pulang-pergi. Ditambah heboh duel 4,5 jam penyanyi top laki-laki lawan penyanyi top perempuan.
Yang jelas scenario masuk peti seperti itu bisa menyelamatkan banyak pihak. Pilot pesawat pasti selamat –meski sekarang ditahan polisi Turki. Petugas darat bandara Turki juga selamat –meski mereka juga ditahan.
Mereka bisa berdalih sama sekali tidak tahu kalau ada orang bernama Carlos Ghosn di pesawat itu.
Ghosn pasti sedapat mungkin tidak mengeluarkan suara. Selama peti itu diangkat-angkat di bandara. Tenggorokan tidak boleh gatal –yang hanya akan menimbulkan batuk.
Penyebab bersin pun juga harus sudah dihilangkan dari dalam peti.
Hanya petugas darat terminal Osaka yang repot: mengapa tidak membuka peti hitam itu.
Tapi, ya itu tadi, pasti tidak ada barang berbahaya di peti itu. Begitu asumsi mereka. Apa pun asumsinya pasti mereka bersalah.
Ternyata ada bom besar di dalam peti itu.
Yang juga mengguncangkan dunia. Yang juga membuat saya tidak bisa menikmati liburan tahun baru di Australia –demi DI’s Way.
Pengacara Ghosn tentu marah. Baru kali ini punya klien yang mbeling seperti Ghosn.
Tapi sang pengacara berusaha memahami apa yang terjadi.

0 Komentar