KARAWANG-Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang, dinilai masih belum optimal untuk menghasilkam calon tenaga kerja yang berkompeten sesuai kebutuhan perusahaan.
Untuk itu, dibutuhkan formulasi baru dalam meningkatkan kompentensi calon tenaga kerja, sebagai upaya pemenuhan tuntutan dunia kerja dan menekan angka pengangguran.
Ketua Komisi IV DPRD Karawang, Asep Syaripudin mengatakan, anggaran yang dikucurkan untuk BLK terbilang cukup besar. Namun masih belum berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan.
Anggaran BLK Rp 2,5 miliar untuk 1.000 orang peserta. 600 orang tenaga kerja dan 400 orang kewirausahaan. Per orang dianggarkan Rp 2,5 juta/orang untuk seluruh kebutuhan selama pelatihan, termasuk transport peserta.
“Targetnya dari BLK ini setiap tahun bisa menyerap tenaga kerja lokal. Tapi hasilnya belum seperti yang diharapkan, karena setelah mengikuti pelatihan di BLK ini tidak semua peserta kompetensinya cukup sesuai kebutuhan perusahaan,” ujar politisi Golkar yang akrab disapa Ibe tersebut, Selasa (7/1).
Ibe menyebut, perlu adanya formulasi baru untuk dapat mengoptimalkan fungsi BLK di Karawang. Untuk itu, dalam waktu dekat Komisi IV akan menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan semua pihak terkait.
“Nanti kita undang Disnaker, BLK Komunitas termasuk Forum HRD untuk sama-sama mendesain solusi. Sehingga kedepan, BLK mampu melatih para calon tenaga kerja mulai dari kompetensi, mental dan semua yang dibutuhkan perusahaan,” tandasnya. (use/dan)