OLEH: Agus Dedi Subagja, SE., MAB
Warga Subang
Kinerja pemerintah daerah kabupaten Subang di bawah kepemimpinan Haji Ruhimat – Agus Masykur (Jimat – Akur) nyatanya mampu memberikan harapan baru bagi masyarakat yang selama ini sangat merindukan hadirnya Subang yang lebih beradab. Hal itu setidaknya terlihat dari banyaknya prestasi yang berhasil ditorehkan oleh kedua putra terbaik subang tersebut. Beragam penghargaan tingkat nasional maupun provinsi berhasil diraih selama satu tahun kepemimpinan mereka. Apresiasi setinggi – tingginya pun disampaikan oleh berbagai kalangan atas dedikasi yang telah diberikan oleh Jimat – Akur selama kepemimpinannya. Namun, seluruh penghargaan itu nampaknya pupus begitu saja manakala ada satu kebijakan yang mencoreng wajah pemerintah daerah sekaligus menurunkan kepercayaan (sebagian) masyarakat akan hadirnya birokrasi yang benar – benar bersih.
Adalah proses seleksi calon Direksi serta Komisaris Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang saat ini tengah menjadi sorotan masyarakat Subang. Berbagai kejanggalan selama proses seleksi kian memperkuat dugaan akan terjadinya transaksi politik dalam pemilihan Direksi dan Komisaris PT Subang Sejahtera serta PT Subang Energi Abadi tersebut. Beragam spekulasi pun muncul ke permukaan seiring terpilihnya kandidat yang berasal dari kalangan politisi. Harapan akan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari BUMD pun kian kandas manakala kapabilitas dan kredibilitas pimpinan perusahaan justru dikesampingkan akibat adanya politik balas budi.
Kisruh terkait pemilihan pimpinan BUMD Subang tersebut bermula dari proses seleksi yang digelar beberapa bulan lalu. Saat itu panitia seleksi mengumumkan nama – nama kandidiat yang lolos seleksi berdasarkan hasil tes yang dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Mereka yang dinyatakan lolos sebagai Direksi dan Komisaris kedua BUMD itu pun memang layak menduduki jabatan tersebut karena kapabilitasnya. Hal itu setidaknya tercermin dari skor yang mereka peroleh dibandingkan dengan kandidat – kandidat lainnya.
Namun, beberapa nama yang sudah resmi “didaulat” untuk mengemban amanah tersebut tiba – tiba menghilang dari daftar dan digantikan oleh nama – nama lainnya yang justru nilainya lebih rendah. Untuk posisi Komisaris PT Subang Sejahtera, kandidat yang memiliki nilai paling tinggi justru tergusur dan digantikan oleh kandidat lainnya yang paling rendah. Adapun untuk Komisaris PT Subang Energi Abadi, satu nama yang berasal dari kalangan profesional dan memiliki nilai tinggi malah digantikan oleh kandidat yang berasal dari kalangan partai politik dan memiliki nilai lebih rendah. Hal tersebut terjadi tak lama setelah beberapa kandidat yang tereliminasi pada babak sebelumnya mengancam akan memperkarakan panitia seleksi karena menganggap proses seleksi tersebut bermasalah.