KARAWANG-Banjir di Kabupaten Karawang semakin meluas, setelah ratusan warga di Desa Karangligar terendam banjir. Kini giliran warga Kecamatan Cilamaya Wetan yang terdampak dari luapan sungai Cilamaya yang diduga airnya dikirim dari Kabupaten Subang dan Purwakarta.
Akibat sungai yang tak bisa menampung air lagi, ribuan warga dari 9 desa terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam air. Bahkan sejumlah sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajarnya karena gedung sekolah juga ikut terendam.
“Ada Sembilan desa yang ada di Kecamatan Cilamaya Wetan yang terdampak banjir akibat luapan sungai Cilamaya yang diduga airnya kiriman dari Kabupaten Subang dan Purwakarta,” ujar Camat Cilamaya Wetan, Basuki Rahmat, Jumat (10/1).
Dikatakan, data belum warga yang terdampak belum semua masuk, tapi dari informasi yang dikumpulkan dari para kepala desa ada Sembilan desa yang terdampak banjir yaitu Desa Cilamaya, Mekarmaya, Tegalwaru, Rawagempol Kulon, Rawagempol Wetan, Sukatani, Tegalsari, Cikalong, dan Muara.
“Ribuan warga terdampak banjir ini sudah sebagian dievakuasi ke tenda-tenda pengungsian dan sebagian lainnya memilih tinggal dirumah saudaranya yang tidak terdampak banjir,” katanya.
Dijelaskan, di Desa Tegalwaru Dusun Ondong 1 dan 2 sebanyak 640 jiwa yang terdampak banjir, sementara di Dusun Cipancuh sebanyak 1440 jiwa yang terdampak, di Desa Mekarmaya ada 1187 jiwa yang terkena banjir, Desa Cilamaya sebanyak 2489 jiwa yang terdampak, Desa Rawagempol sebanyak 299 KK yang terdampak, dan Desa Muara sebanyak 2971 jiwa.
“Jumlah yang terdampak itu baru yang terdata, sebab belum semua di data,” jelasnya.
Ia menambahkan, banjir juga menggenangi sejumlah sekolah seperti MAN Cilamaya, SMPN1 Cilamaya dan Mts Cilamaya Wetan. “Sekolah juga meliburkan kegiatan belajar mengajar, karena bangunannya ikut terdampak banjir,” katanya.
Dikatakan juga, ketinggian air mencapai 70 centimeter sampai 1 meter dan pihaknya sudah berkordinasi dengan BPBD, Dinsos, TNI, kepolisian dan instansi lainnya. “Kami berharap banjir ini bisa cepat surut, agar aktifitas warga bisa seperti seperti biasanya,” katanya.
Sementara itu, Salah seorang Warga Cilamaya Wetan, Burhan mengaku sudah dua kali mengungsi sebab banjir kali ini adalah kali kedua setelah sebelumnya juga rumahnya terendam. “Ketinggian airnya mencapai lutut orang dewasa, air naik pada jam 12 malam dan saat pagi sudah semakin naik jadi saya mengungsi ke rumah saudara yang tidak terdampak banjir,” katanya.