SUBANG-Semenjak menginjak tahun baru 2020, hingga Selasa (14/1) kemarin harga cabai rawit terus-terusan mengalami kenaikan. Hal tersebut tentu saja banyak mendapatkan reaksi masyarakat, terutama para ibu rumah tangga.
Dari pantauan Pasundan Ekspres yang berkunjung ke Pasar Pujasera Subang, harga cabai rawit mencapai 80 ribu rupiah /Kg. Ade (52) mengaku, harga cabai rawit mahal, lantaran stok barang yang sulit didapatkan.
“Rata-rata pedagang di sini ambil dari pasar Induk Caringin Bandung, memang di sana susah barangnya, jadi ya resikonya begini, mahal harganya,” jelas Ade.
Ade menambahkan, beberapa konsumennya protes terhadap kenaikan harga cabai rawit yang tak kunjung turun tersebut. Namun karena keperluan memasak, mereka tetap saja membeli dengan ukuran yang lebih sedikit.
“Kalau dibeli ya tetap saja. Ada terus yang beli. Cuma beberapa langganan yang tadinya beli ½ Kg, jadi seperempat. Gitu paling,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Seorang ibu rumah tangga, Rodiyah mengaku terpaksa tetap membeli cabai rawit untuk kepentingan memasak di rumahnya, meski dalam ukuran yang lebih sedikit dari biasanya.
“Biasa kalau orang Sunda makan gak pake sambal kan kaya ada yang kurang. Jadi ya beli saja,” jelasnya.
Belum ada keterangan resmi dari Pemerintah terkait mahalnya harga cabai rawit tersebut. Beberapa waktu lalu, saat menjelang natal dan tahun baru Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Subang Nurudin, pernah menjelaskan jika faktor cuaca menjadi penyebab kelangkaan tersebut.
“Memasuki musim penghujan, biasanya produksi terganggu faktor cuaca. Akibatnya pendistribusian ikut terhambat,” pungkasnya.(idr/vry)