Anaknya Bantah Ada Penyiksaan
PURWAKARTA-Neng Oyah Aifah (42), Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi asal Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta sempat viral di media sosial facebook (Fb) karena diduga mengalami penganiayaan oleh majikannya.
Keluarga yang mendengar nasib Neng Oyah pun khawatir kemudian mencari informasi kepada rekan Neng Oyah sesama TKW.
“Berdasarkan laporan temannya bahwa Neng Oyah mengalami penyiksaan oleh majikannya,” ujar Aab Abdurahman (32), yang merupakan sepupu Neng Oyah, saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Selasa (14/1).
Aab mengatakan, dirinya sempat menerima kabar tentang kondisi Neng Oyah melalui pesan aplikasi facebook. Bahkan, kata Aab saudaranya itu sempat mengiriminya video permohonan bantuan untuk segera dipulangkan ke tanah air. “Selain mendapat perlakukan tidak manusiawi ia juga di fitnah mencuri. Kami sangat khawatir dengan kondisi Neng Oyah saat ini,” katanya.
Atas kekhawatiran tersebut pihak keluarga kemudian mencari bantuan advokasi kepada salah satu anggota DPRD Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir, dari Fraksi PKB.
Pria yang akrab disapa Kang Ceceng itu pun kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dan langsung berkomunikasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan BNP2TKI yang menangani khusus Buruh Migran atau TKW yang saat ini sedang mengalami penganiayaan di Arab Saudi.
“Kita sudah berkomunikasi dengan kementerian tenaga kerja dan BNP2TKI agar kasus TKW tersebut segera diselesaikan dan bisa segera dipulangkan. Jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah membuat laporan ke KJRI yang ada di Jeddah. “Semoga bisa segera diselesaikan karena ini menyangkut nyawa dan harga diri Tenaga Kerja Indonesia yang harus dihormati,” ucapnya.
Ironisnya, pernyataan berbeda disampaikan anak Neng Oyah, Isna Nurrohmah (19). Ia menegaskan bahwa sang ibu tak pernah mendapat perlakuan kasar atau penganiayaan dari majikannya.
Isna menyebut, ibundanya masih intens berkomunikasi. Bahkan, kata dia tadi pagi pun dirinya sempat berkomunikasi dengan ibunya yang ada di Arab Saudi itu.
“Kondisi mamah baik, hanya ada masalah. Bukan disiksa majikan, melainkan ketakutan ada teman mamah yang penyuka sesama jenis. Dan memang karena upah atau gaji yang tak tepat waktu, ditangguhkan majikannya,” kata Isna saat dikonfirmasi, Rabu (15/1).