LEMBANG-Dukung Program Citarum Harum, Ulus Firmawan Petani asal Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang, manfaatkan kotoran sapi sebagai sarana ternak cacing tanah atau lumbricus rubellus.
Petani yang sukses membawa nama Indonesia sebagai petani terbaik Asia Pasifik ini, awalnya hanya memanfaatkan tanah gembur yang di urai cacing (kascing) untuk pupuk organik tanamanya, namun setelah melihat peluang pasar, ternyata cacing nya pun bernilai ekonomis.
Ulus memaparkan, saat ini, kebutuhan cacing di pasar nasional cukup tinggi, bahkan dari satu buyer (pembeli) saja membutuhkan 1 kwintal per minggu. “Itu baru satu buyer, belum yang lainnya,” kata Ulus.
Untuk memenuhi pesanannya, selain beternak sendiri, Ulus mengajak rekan-rekanya untuk budidaya ternak cacing. Sehingga peternak sapi memanfaatkan kotoran ternaknya jadi media ternak cacing, alhasil peternak sapi dapat menambah penghailan.
“Biasanya kotoran hewan yang di buang kini dapat dimanfaatkan, cacingnya dapat di jual, tanahnya (kotoran hewan yang terurai) pun dapat dijual kepetani sebagai pupuk organik,” ujarnya.
Meskipun enggan mengatakan harga cacing per kilo nya, ulus mengakui, cacing memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “Alhamdulilah bukan lumayan lagi, harganya lumayan memuaskan, bayangkan saja, di tempat pemancingan mereka beli secomot rata-rata Rp10 ribu,” katanya.
Selain untuk mendapat keuntungan semata, Ulus mengungkapkan, namun lebih dari itu, sebagai bentuk dukungannya untuk program citarum harum. “Saya mengajak kepada para peternak sapi, mari manfaatkan kotoran hewan untuk media ternak cacing, jangan buang kotoran hewan kesungai, kita harus dukung program Citarum Harum,” kata Ulus.(eko/sep)