KARAWANG-Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, Wawan Setiawan menyatakan, hasil temuan para nelayan tentang masih adanya oil spill telah diterima DLHK Karawang beserta barang bukti. Berupa rekaman video dan gumpalan hitam yang diduga oil spill yang menyangkut di jaring-jaring nelayan Pasirputih.
“Laporan ini jadi temuan baru bagi kami. Nanti barang bukti ini akan kami bawa ke laboratorium untuk di uji. Benar tidaknya ini limbah oil spill atau bukan,” ujar Wawan.
Wawan menjelaskan, limbah yang diduga oil spill oleh nelayan Pasirputih diangkat dari dasar laut yang menyangkut di jaring mereka.
Secara teori, sambung Wawan, minyak dan air harusnya tidak bisa menyatu. Karena masa air lebih besar dari pada masa minyak atau oil spill. Sehingga, secara ilmiah harusnya minyak mengambang di atas air. Bukannya tenggelam ke dasar.
“Melihat keluhan nelayan, Oil Spill ini sepertinya masih ada di laut Karawang,” katanya.
Keluhan nelayan, kata Wawan, oil spill yang tenggelam di dasar laut membuat rajungan dan ikan-ikan menjadi langka di laut Karawang.
Sehingga, musim panen yang harusnya mulai digarap nelayan rajungan Pasirputih sejak Desember lalu menjadi gagal. Karena rajungan langka yang diduga terjadi karena masih adanya oill spill di laut Karawang.
“Saya imbau kepada nelayan, kalau punya temuan dokumentasikan dan serahkan bukti-buktinya untuk kami tindak lanjut dengan tim laboratorium,” kata Wawan.
Sebelumnya, Koordinator Aksi 20.20 nelayan Pasirputih, Masrukhin mengungkapkan, saat ini nelayan Pasirputih sesang masuk masa paceklik. Lantaran sulit mencari rajungan dan ikan di laut.
Terlebih, janji pencairan kompensasi dari PHE-ONWJ terus ditarik-ulur tanpa kejelasan. Hal itu yang membuat nelayan Pasirputih geram dan menggelar aksi unjuk rasa awal pekan kemarin.
“Oil Spill masih ada di laut kami. Saya punya bukti, dokumentasi baik foto dan video lengkap. Bahkan saya juga bawa oil spill-nya dan sudah diserahkan ke Kadis DLHK Pak Wawan,” katanya. (use/ded)