Tahun Taiwan

0 Komentar

Oleh: Dahlan Iskan

Di tahun 108 ini Taiwan menyatakan merdeka. Secara tidak langsung. “Tanpa menyatakan merdeka Taiwan sudah merdeka,” ujar Tsai Ing-wen yang di tahun 108 ini terpilih kembali sebagai presiden.

Di Taiwan, selama ini, memang tidak ada yang berani menyatakan merdeka. Begitu pernyataan seperti itu dibuat Tiongkok langsung menyerangnya.

Tapi tahun 108 ini beda. Ing-wen tidak menyatakan merdeka. Dia hanya bilang tanpa menyatakan itu Taiwan sudah merdeka.

Dia begitu bangga dengan kemenangan telaknya itu. Padahal tahun lalu posisinyi sudah sangat lemah.

Tahun 108 adalah tahun kemenangan gemilangnyi.

Tahun 108?

Begitulah. Taiwan ternyata tidak menggunakan tahun Masehi seperti kita. Taiwan punya tahun sendiri. Namanya tahun Republik Tiongkok.

Menurut kalender Taiwan tahun 2020 ini adalah tahun 108.

Begitu masih muda umur kalender di Taiwan ini. Tidak tenggelam oleh penggunaan tahun Masehi di seluruh dunia.

Di negara-negara Arab pun sekarang sudah kian banyak yang beralih ke tahun Masehi.

Padahal dulu mereka konsisten menggunakan tahun Hijrah –untuk menandai kepindahan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Dari kota yang memusuhinya ke kota yang menyambutnya gembira.

Itu terjadi tahun 622 Masehi –622 tahun setelah Yesus (Nabi Isa) lahir.

Pun di pesantren Takeran, Magetan, saya dulu juga disiplin menggunakan Tahun Hijrah.

Saya, sebagai sekjen organisasi santri di situ, selalu bikin surat dengan dua jenis tahun.

Saya tulis dulu tanggal, bulan dan tahun Hijrah. Lalu saya beri garis bawah. Di bawah garis itu saya tulis tanggal, bulan, dan tahun Masehi.

Harus selalu begitu.

Kini tinggal surat-surat internal yang ditulis seperti itu. Surat ke instansi lain sudah sepenuhnya menggunakan Tahun Masehi.

Sebelum menggunakan tahun Hijrah orang Arab menggunakan Tahun Gajah.

Waktu itu Nabi Muhammad belum lahir. Belum ada Islam.

Ka’bah sudah menjadi pusat ziarah dunia. Banyak pula penziarah yang membawa patung. Untuk diletakkan di sekitar Ka’bah. Untuk disembahyangi.

Daya tarik Ka’bah seperti itulah yang membuat Abrahah, penguasa Yaman nan Kristen, heran. Saat itu Kerajaan Yaman masih di bawah kerajaan seberang Laut Merah yang juga Kristen: Kerajaan Ethiopia. Disebut juga Abessinia.

0 Komentar