Pada kisah pertempuran melawan Belanda di Batavia, keempat putra Brebes ini kerap alami kegagalan, akibat kekuatan Belanda baik teknologi persenjataan, logistik, dan jumlah pasukan tempur.
Akibatnya laskar Brebes di bawah komando empat putra Bupati ini lalu menyingkir kepedalaman sekitar Karawang dan Purwakarta. Di sana mereka menyusun strategi dan menyamar hidup sebagai rakyat biasa dengan berjualan sate atau membuat gerabah. Kala itu RM Dora bersembunyi di Selatan Karawang (sekarang Loji), menikah dengan warga di sana dan melahirkan keturunan di sekitar perkampungan Loji.
Sementara, tiga putra Bupati Brebes yang lain tinggal di sekitar Gandasoli yang kini masuk Kecamatan Plered. Mereka dikabarkan mendirikan Desa Citalang yang kini masuk Kecamatan Tegalwaru.
Atas perintah, Syeh Baing Yusuf, pemuka agama Islam yang mendirikan pesantren di sekitar Kaum Purwakarta yang kini makamnya ada di belakang Mesjid Agung Purwakarta. RM Sumadireja pendiri Desa Citalang, mendapat perintah memindahkan kantor Pemdesnya ke Kampung Cibaliung.
Adapun nama Desa Citalang yang tadinya berada di Tegalwaru, dipindahkan ke Pemdes yang baru didirikanya itu. Namun hingga saat ini, di Purwakarta ada dua nama Desa Citalang. Satu ada di Kecamatan Tegal Waru dan satunya lagi ada di Kecamatan Purwakarta.
Saat berada di Kampung Cibaliung, yang telah berganti nama menjadi Desa Citalang Kecamatan Purwakarta, RM Sumadireja menggenjot kawasan hutan Cibaliung menjadi kawasan pertanian sawah. Hingga saat ini, areal pesawahan di Desa Citalang masih dipertahankan.
Untuk mengatur strategi perjuanganya, RM Sumadireja atau Patinggi III itu, dia tak luput dari konsultasinya yang intens dengan Syeh Baing Yusuf. Atas kegigihannya mencetak kawasan pertanian di Kampung Cibaliung/Citalang oleh Syeh Baing Yusuf RM Sumadireja dinobatkan sebagai Patinggi (gelar Lurah), yang populer kala itu.
Agar konsentrasinya terfokus di sekitar wilayah Citalang, maka pada tahun 1900 beliau membangun rumah di tengah sawah di Kampung Palumbungan yang kini dikenal dengan nama rumah kuno.
Kini menjelang Pilkades serentak di Purwakarta, menurut Amir, Mahfudin, keberadaan rumah kuno Citalang kembali dicari orang. Pasalnya, di dalam rumah itu konon katanya terdapat beberapa pusaka tradisional yang semasa perjuangan Patinggi selalu dibawa dalam perjuanganya, semenjak berangkat dari Brebes pimpin laskar menyerbu Batavia hingga menjadi Kepala Desa pendiri Desa Citalang itu. Bahkan ada yang menawar pusaka di sana sebesar Rp2,5 miliar.