Oleh 1.Drs.Priyono,Msi( Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Siti Nur Aisah(mhswi Geografi UMS dan aktif di ormawa penerbitan tingkat UMS)
Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata agraris? Sebagian besar akan menjawab bahwa agraris erat kaitannya dengan pertanian. Ya benar saja, agraris sendiri memiliki makna bahwa sebagian besar penduduk di suatu negara bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian merupakan jantung kehidupan suatu negara. Matinya sektor pertanian dapat menyebabkan bencana berskala global yang dapat memusnahkan penduduk yang berada di dalamnya. Lalu bagaimana dengan negara Indonesia? Negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara ini memiliki iklim tropis yang sangat cocok apabila dijadikan daerah pertanian. Hampir sepanjang tahun negara ini memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Terlebih Indonesia dilalui garis ekuator yang menyebabkan penguapan di daerah ekuatorial dalam jumlah yang tinggi.
Meskipun memiliki ribuan pulau, negara ini dekepung oleh perairan yang amat luas. Bahkan luas perairannya lebih besar jika dibandingkan dengan luas daratan yang ada, namun frekuensi curah hujan di tiap daerah berbeda. Perbedaan letak geografis menjadi faktor utama yang menyebabkan terjdinya perbedaan intensitas curah hujan yang ada di Indonesia.
Sayangnya, selama beberapa waktu belakangan terjadi perubahan iklim dunia yang berdampak pada intensitas curah hujan di Indonesia. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada ketersediaan air bersih baik untuk mencukupi kebutuhan maupun sektor pertanian. Momok terbesar lain bagi petani ialah paceklik atau gagal panen. Mengingat saat ini cuaca yang tidak menentu menjadi hambatan tersendiri bagi penggarap sawah.
Teriknya cuaca di siang hari dan terasa begitu dingin pada malam hari menyebabkan beberapa tanaman mudah mati karena sulit untuk beradaptasi dengan perubahan suhu yang cukup ekstrim.
Bagaimana dengan kondisi pertanian Indonesia saat ini?
Mengingat makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, hal tersebut semata-mata dilakukan untuk mendukung swasembada pangan berkelanjutan yang dilakukan melalui peningkatan produksi beras nasional. Factor pemicu lain dalam persoalan penyediaan pangan di Negara kita adalah jumlah penduduk yang besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relative masih tinggi.