oleh
1.Drs.Priyono,MSi(Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Siti Nur Aisah(Mahasiswi smt I, peserta mk demografi)
Sejak manusia lahir bahkan sampai detik ini tidak akan terlepas dari yang namanya proses belajar dan aktivitas tersebut tidak melulu hanya dapat dilakukan di balik bangku sekolah saja, banyak pengalaman langsung kita adopsi dari lingkungan sekitar yang dapat mengajarkan kita suatu pengetahuan, yang kemudian muncul pernyataan emas bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Dalam khasanah islam, aktivitas belajar tidak boleh berhenti sebelum ajal menjemputmu, sehingga tidak ada alasan apapun yang namanya belajar terhalang karena factor usia. Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan sehingga dalam sebuah ayat tersurat, Alloh akan meningkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibanding yang lain.
Memang jika kita mendengar kata pendidikan, sangat erat kaitannya dengan bangku sekolah ataupun meja perkuliahan, dimana di kampus terdapat dosen dan mahasiswa yang keduanya saling keterkaitan melakukan proses kegiatan belajar mengajar. Adanya paradigma transfer of knowledge bahwa dosen mendominasi proses pembelajaran sehingga menjadikan mahasiswa sebagai objek dari belajar. Memang, kemampuan dosen menjadi faktor utama yang dapat memengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi, diperlukan pula peran dan keaktifan peserta didik agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik, inilah yang yang kita kenal pembelajaran aktif yang dalam proses belajar. Pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif akan merangsang daya nalar peserta dan akan meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran.
Di titik krusial ini, guru atau dosen harus menyadari betapa pentingnya interaksi dalam klas. Untuk itu perlu ada evaluasi pembelajaran yang seimbang, tidak hanya berbasis pada dosen yang outputnya nilai mata kuliah yang berpredikat E sampai A, akan tetapi juga mendengarkan keluhan mahasiswa, yang bisa dituangkan dalam EDOM (evaluasi yang berasal dari mahasiswa), dalam bentuk penilaian kepuasan mhs terhadap proses belajar mengajar. Jadi proses belajar mengajar yang didominasi oleh dosen tidak selamanya efektif.