Laporan: Hendra Wiguna Jayusman*
MINGGU, 12 Januari 2019. Batalyon III/Zeni Tempur Dayeuh Kolot, Bandung, menjadi saksi lahirnya para Ekek Muda Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman, Jawa Barat ke-59. Setelah melalui ujian cukup berat, para ‘ekek muda’ berhak memakai mahkota baret ungu dengan badge ‘gajah duduk’. Berkat kegigihan Hadi Kusuma, Menwa makin berkembang di Kampus-kampus Subang.
Kegembiraan dan kebanggaan itu tidak terlepas dari kegigihan Hadi Kusuma. Ia dikenal sebagai pelopor penggerak lahirnya Menwa di kampus-kampus Kabupaten Subang sejak tahun 2017. Pria berumur 50 tahun itu mulai membuka jalan berdirinya Menwa di Universitas Subang (Unsub). Gayung bersambut, keinginan Hadi saat itu dibantu Dekan FKIP Unsuba H. Makmur Sutisna (alm).
Para Menwa dijuluki ekek muda. Karena Menwa Mahawarman Jawa Barat menggunakan lambang ekek (garuda). Bagi Hadi, melahirkan ‘ekek’ di Subang merupakan bentuk rasa tanggung jawab. Sebab ia lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang merupakan anggota Menwa. Meskipun Hadi sendiri tidak menempuh kuliahnya di Subang, melainkan di Kota Bogor. Dirinya merasa prihatin, setelah kurang lebih 26 tahun tidak ada regenerasi Menwa. Akhirnya berhasil melahirkan ‘ekek muda’ di Unsub.
Sejak kembali lahirnya Menwa di Kabupaten Subang melalui angkatan pertama di Unsub, Menwa Subang sudah memiliki kurang lebih lima angkatan dari empat perguruan tinggi yaitu Universitas Subang, Politeknik Negeri Subang, STKIP Subang, serta STIE Miftahul Huda.
Untuk bisa menjadi anggota Menwa harus bisa melewati beberapa tahapan. Di antaranya, pradiksar yang ditempuh selama kurang lebih satu sampai tiga hari. Kemudian harus mengikuti pendidikan dasar selama kurang lebih 14 sampai 17 hari. Dilanjutkan pendidikan dasar yang digelar oleh Skomenwa (Staf Komando Resimen Mahasiswa) Mahawarman Jawa Barat yang dilaksanakan di Dodik Secata Rindam III/Siliwangi, Pangalengan.
Pendidikan dasar yang mereka tempuh bukanlah pendidikan dasar biasa. Dibekali dasar-dasar militer, teknik bertempur, navigasi darat, survival, dan lain-lain yang langsung dilatih oleh instruktur militer.
Setelah melalui proses yang cukup panjang tersebut, para ‘ekek muda’ pun berhak mengenakan mahkota baret ungu di kepala. Namun, ini bukan akhir bagi mereka. Masih harus mengikutan Lattap (Latihan Pemantapan) yang dilaksanakan sekitar tiga sampai lima hari yang dilaksanakan oleh Detasemen Subang.