Dokter pun sempat curiga. Jangan-jangan telah terjadi kesalahan dalam proses ablasi. Meski rasanya tidak mungkin. Untuk memastikannya dokter memutuskan membuka dada almarhum. Dilihatlah kondisi fisik jantung beliau. “Ternyata dokter tidak menemukan kesalahan apa pun dalam proses ablasi,” ujar Ny. Farida, istri Gus Sholah.
Kondisi Gus Sholah pun kian serius. Jam 4 sore Ny Farida bertanya ke dokter. “Secara teknis-medis apakah masih ada harapan?“ ujar Ny Farida menirukan pertanyaannyi ke dokter.
“Harus lebih banyak doa,” jawab dokter seperti ditirukannya.
Dari jawaban itu Ny Farida tahu bahwa Gus Sholah sudah sulit diselamatkan. Maka ditanyakan lagi kemungkinan berikutnya.
“Secara teknis-medis kira-kira bisa bertahan berapa lama?” tanyanyi seperti ditirukannya.
“Paling lama sampai jam 12 malam,” jawab dokter, seperti yang ditirukan beliau.
Sejak itu Ny Farida bersama tiga anaknya terus di sebelah Gus Sholah. Sang ibu terus memegang telapak tangan kanan Gus Sholah. “Dia yang memegang telapak tangan kiri,” ujar Ny Farida sambil menatap putrinya, Acha, yang berdiri di belakang ibunya.
Di saat bersamaan, Ipang terus menempelkan mulutnya di telinga kanan sang ayah. Adik Ipang, Billy, menempelkan mulut di telinga kiri.
Mereka terus membisikkan kalimat-kalimat pengingat Tuhan ke telinga Gus Sholah. Tidak pernah berhenti. Sampai pun jam 12 malam, misalnya –saat diperkirakan Gus Sholah meninggal dunia.
Tapi pada jam 8.50 malam itu pintu ruangan terbuka. Ada sapa “Assalamualaikum” dari orang yang masuk saat itu. Ternyata itu Prof Yoga, salah satu dokter beliau di RS Harapan Kita.
Melihat dokter masuk, mereka tetap memegangi dan membisiki Gus Sholah dengan kalimat-kalimat pujian pada Tuhan.
“Sebenarnya Gus Sholah ini sudah wafat,” ujar sang dokter seperti ditirukan Ny. Farida.
Mereka pun melepaskan Gus Sholah. Selama itu mereka sama sekali tidak mengira Gus Sholat sudah wafat.
Mereka menyangka akan mengetahui saat-saat terakhir Gus Sholah meninggal dunia. Bukankah biasanya detik terakhir itu ditandai dengan gerakan tertentu? Dan orang yang memeganginya akan bisa merasakan gerakan itu?
“Kami berempat sama sekali tidak merasakan ada gerakan apa pun,” ujar Ny Farida.