Pertanyakan Jarak Pembangunan Pelabuhan
SUBANG-Komisi II DPRD Kabupaten Subang lakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Patimban, Kamis(6/2). Hal ini menyusul langkah DPRD dalam mendengar keluhan soal nelayan Patimban.
Kunjungan tersebut dilakukan dibeberapa titik diantaranya audiensi dengan Kepala Desa, Masyarakat, kontraktor Paket 1 dan 2, PPK Kementrian PUPR dan KSOP Kelas II Patimban serta PPK Satker Pembangunan Pelabuhan Patimban. Kunjungan dilanjutkan dengan melihat design dan progres di laydown office PP-Wika serta meninjau langsung area pembangunan Pelabuhan Patimban.
Ketua Komisi II DPRD Subang H. Nano menyebut usai melakukan audiensi dan kunjungan kerja ke Pelabuhan Patimban, pihaknya akan terlebih dahulu melaporkan hasil pantaunya pada pimpinan dan rapat dewan. Namun komisi II akan merekomendasikan agar persoalan ini melibatkan semua Komisi di DPRD Subang.
“Setelah kita melihat dilapangan ternyata tidak hanya persoalan di bawah Komisi II saja, tapi semua komisi. Misalnya soal pertanian, jalan desa, pemerintahan,” ungkapnya.
H. Adik LF Solihin sempat mempertanyakan jarak pembangunan Pelabuhan Patimban dari bibir pantai hingga titik paling ujung dari Pelabuhan. Sebab hal itu akan berpengaruh pada titik penangkapan dilaut. “Karena yang datang ke kami itu mengeluhkan soal produksi yang menurun, pendapatan menurun dan mereka menuntut kompensasi,” ucapnya.
Sebab kata H. Adik, rata-rata Kapal tangka nelayan di Patimban maupun perairan Subang secara umum berukuran 3-5 gross ton (GT). “Tentu itu berpengaruh ke jarak tangkapan mereka,” jelasnya.
Ketika berada di laydown, rombongan DPRD Subang diperlihatkan design Pelabuhan Patimban dan mendapat beberapa penjelasan mengenai progres, aktivitas nelayan serta melakukan kegiatan visit area Pelabuhan Patimban di jetty trestle.
Dalam paparanya, jarak pembangunan dari bibir pantai ke titik terujung Pelabuhan Patimban yakni 4 KM dengan 3 KM diantaranya area dermaga Pelabuhan Patimban serta lebar 1,6 KM. Dilokasi tersebut juga sedang dibangun dinding laut serta extension trestle yang memungkinkan nelayan bisa beraktivitas dalam menangkap ikan. “Area ini bisa maish bisa digunakan nelayan, kita bangun jalan seperti jembatan yang peer to peer nya itu 20 meter dengan ketinggian 6-7 meter, sehingga kapal-kapal nelayan juga masih bisa berlalu lalang,” ucap PPK Paket 1 Aditya Karya.