Semua gua di 28 provinsi di Tiongkok sudah dia masuki. Dialah kolektor tahi kelelawar paling lengkap di dunia. Dia punya semua tahi kelelawar dari jenis apa pun yang ada di seluruh Tiongkok.
Peneliti ini bekerja di laboratorium Biosafety National Tiongkok. Lokasi laboratoriumnya di Kota Wuhan.
Begitulah ceritanya mengapa ada isu yang sempat viral. Bahwa virus ini datang dari laboratorium yang bocor.
Peneliti itu pun jadi bulan-bulanan media sosial. Dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas matinya begitu banyak manusia.
Hujatan itu dilancarkan berhari-hari. Kian lama kian kejam. Sampai ada yang menyebut peneliti itu sebagai ”induk segala setan”.
Baru belakangan hoax itu reda sendiri. Terutama setelah diumumkan bahwa asal virus Wuhan dari pasar ikan yang juga menjual kelelawar dan ular.
Ada kemungkinan darah dari kelelawar dan ular itu muncrat ke mana-mana. Termasuk ke tangan orang yang memotong-motong binatang itu. Atau juga liur binatang itu ikut muncrat ke manusia.
Sebagai bukti korban terbanyak virus Wuhan awalnya adalah mereka yang memiliki kios di pasar itu. Bukan para pegawai laboratorium.
Untung saja laboratorium tahi kelelawar itu tidak sampai jadi sasaran kemarahan dan kekerasan.
Kisah merebaknya virus Wuhan ini mengingatkan saya ke Carlos Ghosn.
Mantan CEO Renault-Nissan-Mitsubishi itu berhasil lari dari Jepang dengan memanfaatkan kelengahan orang Jepang. Yakni ketika mereka sibuk dengan liburan akhir tahun 2019. Yang di Jepang dirayakan dengan berbagai acara televisi yang paling menghebohkan.
Virus Wuhan tidak kalah hebat dari Ghosn.
Kehadiran virus ini sebenarnya sudah disadari tanggal 22 Januari. Setelah banyak jatuh korban.
Tapi tindakan yang dilakukan saat itu sebatas hanya menutup pasar itu. Sama sekali tidak dilakukan tindakan isolasi segera.
Kenapa?
Semua orang sibuk menghadapi liburan tahun baru Imlek. Perhatian semua orang kepada perayaan tahun baru itu. Terutama bagaimana siap-siap mudik dengan seru.
Maka ketika virus itu mulai mewabah, yang terjadi justru mobilitas besar-besaran manusia di sana. Jumlah orang yang mudik mencapai 200 juta orang.