Oleh: Dahlan Iskan
Berubah drastis. Dari riang-gembira ke duka. Dari bahagia ke gundah-gulana. Berhari-hari pula. Terutama setiap kali penumpang kapal pesiar ini mendengar suara sirine ambulans.
Itulah pertanda ada penumpang kapal yang harus dilarikan ke rumah sakit. Akibat terkena virus corona. Yang ternyata sudah memasuki kapal pesiar juga.
Maka sejak 4 Februari lalu kapal Diamond Princess ini harus dikarantina. Dia tidak boleh meninggalkan Daikoku Pier, pelabuhan khusus kapal pesiar di Yokohama, Jepang. Sang Princess harus tetap di situ setidaknya sampai tanggal 19 Februari yang akan datang.
Di dalam kapal itu terdapat 3.600 orang. Termasuk 1.045 awak kapal –78 di antaranya asal Indonesia.
Di antara penumpangnyi ada yang lagi bulan madu. Ada pula yang karena mendapat potongan harga. Lalu ada seorang novelis Amerika –yang salah satu judul novelnya ‘pembunuhan misterius di kapal pesiar’.
Kapal milik perusahaan Inggris itu baru saja muter dari Jepang ke arah selatan, lalu balik lagi ke Jepang. Rutenya: Yokohama-Hongkong-Vietnam-Taiwan-Okinawa-Yokohama.
Total perjalanan: 14 hari.
Tinggi kapal ini 62,4 meter, 17 tingkat –jauh lebih tinggi dari monumen Tugu Pahlawan Surabaya.
Di setiap kota itu Sang Princess berhenti. Penumpang boleh turun untuk jalan-jalan ke darat. Kadang 6 jam di sebuah kota. Kadang satu malam penuh. Atau satu hari penuh. Tergantung kota yang disinggahi.
Waktu di Okinawa bulan lalu saya melihat ada kapal seperti itu singgah di situ. Penumpangnya turun. Ada yang jalan-jalan di kota untuk balik lagi bermalam di kapal. Tapi ada pula yang tidur di hotel –satu hotel dengan saya. Jam 6 pagi mereka balik ke kapal untuk berangkat lagi.
Kapal Diamond Cruise itu mulai meninggalkan Yokohama tanggal 20 Januari. Lima hari kemudian singgah di Hongkong. Para penumpang turun. Termasuk seorang kakek berumur 80 tahun. Bersama keluarganya.
Mereka itu memang hanya ikut Diamond Cruise satu etape Yokohama-Hongkong. Tiba di Hongkong tepat pada malam tahun baru Imlek.
Beberapa hari kemudian orang tua itu sakit panas. Sesak nafas. Langsung dibawa ke rumah sakit. Ia memang orang Hongkong.