Setelah bertahan baru di Hongkong Diamond Princess meneruskan perjalanan ke Vietnam, Taiwan dan Okinawa. Tidak ada yang mengkhawatirkan apa-apa.
Tapi begitu kapal dalam pelayaran etape terakhir dari Okinawa kembali ke Yokohama petir itu menyambar: orang tua dulu itu terkena virus corona.
Dari penelusuran di Hongkong diketahui penumpang tersebut ternyata pernah ke Wuhan. Sebelum Yokohama.
Maka begitu tiba di dekat pelabuhan Yokohama, Diamond Princess tidak boleh merapat. Harus tetap di tengah laut. Selama satu malam penuh.
Pelabuhan Yokohama harus disiapkan dulu. Untuk bisa menerima kapal yang kemungkinan besar membawa virus corona warisan sang kakek.
Keesokan harinya barulah kapal boleh mendekat ke pelabuhan. Tapi tetap tidak boleh standar. Penumpang tidak boleh turun. Lewat intercom diumumkanlah bahwa kapal akan tetap di pelabuhan itu. Selama 14 hari. Sampai 19 Februari yang akan datang.
Banyak penumpang yang stress. Banyak juga yang pasrah. “Stress hanya akan menurunkan kondisi badan,” ujar seorang penumpang seperti dikutip media di Jepang.
Dokter Jepang pun masuk ke kapal. Pemeriksaan dilakukan. Terutama terhadap orang tertentu. Diprioritaskan memeriksa 10 orang. Yakni yang pernah berhubungan dengan penumpang 80 tahun yang turun di Hongkong itu.
Besoknya hasilnya diketahui: 10 orang itu terkena corona.
Ditelusuri lagi siapa yang pernah berhubungan dengan 10 orang itu.
Besoknya lagi, tanggal 7 Februari, diketahui 61 penumpang sudah terkena virus pula.
Tanggal 8 tambah lagi tiga orang.
Tanggal 9 ditemukan lagi 9 orang.
Tanggal 10 ditemukan lebih banyak lagi: 66 orang –termasuk 11 penumpang asal Amerika.
Setiap hari ada pemberitahuan baru lewat intercom. Tentang adanya penderita baru virus corona pada hari itu.
Tanpa pengumuman pun penumpang tahu. Dari dalam kamar mereka bisa mengintip lewat jendela: ada berapa ambulan yang datang ke dermaga itu.
Setiap ada suara sirine berarti ada penderita baru yang diturunkan dari kapal.
Mereka pun menebak-nembak: bagaimana proses penularannya.
Pun ada yang menduga virusnya menyebar lewat angin di lubang AC. Atau lewat intercom.
Para penumpang dari Amerika –416 orang– mengira pemerintahnya akan mengirim misi khusus. Untuk membawa mereka langsung pulang ke Amerika.