Oleh:
1.Drs.Priyono,MSi (Dosen dan Wakil Dekan I UMS)
2.Siti Nur Aisah (mahasiswi semester I, peserta mata kuliah demografi)
Pernahkah kalian mendengar tentang Universitas Muhammadiyah Surakarta?
Rasanya sudah tidak asing lagi di pendengaran kita akan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Kabupaten Sukoharjo dan Solo tersebut.
Beberapa waktu belakangan, santer kabar yang menyebutkan bahwa Universitas Muhammadiyah Surakarta masuk dan menduduki sebagai perguruan tinggi swasta terbaik se-Indonesia versi UNIRANK.
Lembaga Penilaian Pendidikan yang berlevel Internasional tersebut dalam penilaiannya menggunakan lima indikator webmerics yang meliputi situs Domain Moz,Peringkat Global Alexa, Global Similar Web,Majestic Reffering Domains dan Majestic Trust Flow.
Selain itu Lembaga tersebut membatasi pemeringkatan ini kepada Universitas yang telah terakreditasi oleh Lembaga terkait.
Kemudian memiliki program S1/S2 serta menjalankan pembelajaran dengan metode tatap muka saja. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki visi dan misi yang khas sebagai Lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang islami.
Visi UMS: Pada tahun 2029 menjadi pusat pendidikan dan pengembangan ipteks yang islami dan memberi arah perubahan.
Perolehan peringkat pecis tersebut tentu saja tidak terlepas dari kerja keras seluruh pimpinan, staff dan yang paling utama adalah civitas akademika yang telah berjuang hingga UMS dapat menempati posisi tersebut.
Selain itu, terdapat satu hal yang sangat berpengaruh yaitu terkait dengan kultur akademik yang ada di dalam kampus itu sendiri.
Kultur akademik sendiri adalah istilah untuk kondisi atau keadaan yang menjunjung tinggi kebebasan seseorang dalam berpikir kritis, analisis dan objektif.
Perguruan tinggi yang seharusnya menjadi tempat yang penuh akan kultur akademik terkadang masih saja ternodai oleh ulah nakal dari mahasiswanya.
Seringkali mahasiswa memilih jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang maksimal dengan jalan yang tidak halal. Segala bentuk praktik kecurangan yang terjadi harusnya dapat dihindari.
Di Universitas Muhammadiyah Surakarta sendiri kecil kemungkinan mahasiswa dapat melakukan tindak kecurangan saat ujian berlangsung.
Hal ini dikarenakan hampir setiap sudut ruang ujian dilengkapi dengan kamera pengawas (cctv) yang senantiasa dipantau oleh pihak keamanan kampus.