”Biasanya wartawan yang hijrah ke tv sudah tidak mau menulis lagi. Seperti saya ini,” ujar Karni.
Tapi Ilham tidak bisa disebut hijrah total. Ketika Cek & Ricek berusia 1 tahun Ilham menerbitkan tabloid cetak dengan nama yang sama. ”Itu gara-gara provokasi Chairul Tanjung,” ujar Ilham. Waktu itu Ilham naik pesawat bersama bos CT Corp itu. ”Kami masih sama-sama naik kelas ekonomi,” ujar Ilham sambil senyum.
Meski CT tidak jadi ikut saham Ilham tetap menerbitkan tabloid itu. Sukses. Oplahnya pernah mencapai 600.000 di masa jayanya. Ia pun masih sering menulis untuk tabloidnya itu.
Ia masih ingat edisi pertama Cek & Ricek. Artis yang tampil pertama adalah Yuni Shara dan Ayu Azhari. Yakni ketika Ayu baru menikah dengan orang bule. Si bule masuk Islam. Ayu berharap dengan kawin lelaki bule dia bisa lebih longgar dalam penampilan. ”Ternyata si bule mendalami Islam sungguh-sungguh. Justru Ayu diminta mengenakan jilbab,” ujar Ilham sambil tertawa. Tawanya lepas. Ciri khasnya sejak dulu.
Maka Ilham itu sebenarnya lengkap: wartawan tulis, wartawan film, dan wartawan pengusaha.
Mungkin ia mewarisi ayahnya: La Bintang. Yakni tokoh revolusi nasional di Makassar yang seniman cum pengusaha. Sang ayah menulis banyak sekali cerpen. Tapi juga jadi agen tunggal Toyota untuk seluruh Indonesia Timur.
”Beliau berkawan dengan sastrawan terkemuka Iwan Simatupang dan sutradara film terkemuka Usmar Ismail,” ujar Zainal Bintang, seniman film, kakak Ilham.
Maka uang hampir Rp 500 juta yang menjadi NOL itu bagi Ilham bisa dibilang besar dan tidak besar.
Ia mengirimkan foto layar ATM yang NOL rupiah tadi ke temannya di Jakarta. Untuk diurus mengapa begitu.
Ilham pun menghadapi dua front: Indosat dan bank.
Anehnya, uangnya yang di salah satu bank swasta besar di Indonesia aman. Demikian juga yang di salah satu bank dari Amerika. Tapi kok yang di Commonwealth Bank dan di bank BUMN bisa NOL.
Ilham tidak buru-buru pulang. Ia di Melbourne sesuai jadwal: pulang 14 Januari 2020.