SUBANG-Banyaknya pabrik gula milik negara yang tutup, menyebabkan harga gula pasir melonjak. Padahal, gula pasir merupakan salah satu kebutuhan yang paling didominasi masyarakat.
Pabrik pengolahan gula yang tutup, seperti di Subang dan di Cirebon. Melonjaknya harga gula, berdampak terhadap pedagang kue di Kabupaten Subang.
Pedagang Kue Pasar Terminal Subang Entin (45) mengatakan, sudah tiga hari terakhir gula pasir mengalami kenaikan harga. Hal tersebut mengakibatkan, dirinya memasang harga lebih tinggi dibandingkan normalnya.
Pemakaian gula pasir sangat dibutuhkan dalam pembuatan kue untuk pemanis. “Jadi naikan harga kue mau gak mau. Soalnya harga gula pasir naik terus,” ungkapnya.
Harga gula pasir, Enting menduga karena banyaknya pabrik gula yang mengalami kebangkrutan, apalagi di sejumlah media menginformasikan adanya pabrik gula saat ini sedang masa paceklik produksi. Seperti di pabrik gula Sindanglaut – Cirebon.
“Sepertinya gara-gara itu. Soalnya kalau di Subang juga kan PG Rajawali sudah tutup,” tuturnya.
Pedagang Sembako Pae (61) mengatakan, gula pasir saat ini sedang mengalami kenaikan, yang biasanya perkilo Rp 12.000 kini menjadi Rp 16.000. Hal tersebut dikeluhkan pelanggannya. “Banyak yang mengeluh. Kalau kita sih gimana dari pemasok saja,” katanya.
Sementara itu, Kepala DKUPP Kabupaten Subang Rahmat Faturahman mengatakan, naiknya harga gula pasir bisa jadi dikarenakan kesediaan gula pasir di luaran sedikit, sehingga harga melambung. Namun bisa jadi karena banyak pabrik gula yang tutup. Sementara untuk di Kabupaten Subang, PG Rajawali tutup, sehingga mengandalkan pasokan dari luar. “Bisa jadi seperti itu, karena ketersediaan langka,” tandasnya.(ygo/vry)