Terjadi Sejak Tiga Tahun
SUBANG-Ribuan ikan di Sungai Cipunagara, tepatnya di Kampung Ciseupan, Kecamatan Tanjungsiang ditemukan mati mengambang oleh warga. Diduga ikan-ikan tersebut terpapar limbah.
Bangkai ikan banyak ditemukan di aliran Sungai Cipunagara sejak Rabu (19/2), sehingga beberapa masyarakat terpantau memunguti bangkai ikan-ikan tersebut. Salah satu warga Ciseupan, Usman mengungkapkan, kejadian tersebut bukan kali pertama. Pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah terjadi kejadian serupa.
“Iya, patokannya ketika musim hujan. Air sungai meluap, pasti banyak ditemukan ikan mati. Setiap tahun suka kejadian begini, terutama dari arah Sungai Cipabelah, dari girang. Kemungkinan keracunan limbah,” jelasnya.
Dari beberapa jenis ikan yang diketahui mati di sana sangat beragam. Dari mulai ikan yang disebut dengan istilah ikan benteur, genggehek, jaer, hingga udang sungai.
Tidak hanya itu, Usman menjelaskan, sejak 3 tahun terakhir, kolam ikan di sekitar pinggir Sungai Cipunagara, yang ada di sekitar wilayah Ciseupan, juga sudah tidak ditanami ikan. Pasalnya, selalu ikut menjadi korban, alias ikan-ikannya mati.
“Sungai ini dipakai warga untuk berbagai macam keperluan. Sementara sudah 3 tahun kejadian serupa nyaris berulang, Selain juga mengancam ekologi ikan di sungai, jelas pariwisata Subang juga akan ikut terganggu, karena ini sudah masuk kawasan Desa Wisata,” jelasnya.
Limbah perusahaan yang mencemari Sungai Cipabelah, terus mencemari sungai lainnya yang membentang dari Cimanglid- Kasomalang-Cadas Ngampar-Bojongloa hingga Cibuluh, juga diketahui ternyata terjadi berulang-ulang. Usman menduga, pembuangan limbah oleh salah satu perusahaan tidak didukung bukti-bukti yang kuat.
“Dugaannya tercemar oleh limbah perusahaan, tapi masyarakat tidak mampu membuktikan. Memang tidak akan mampu. Kalau mau juga, buktikan oleh pemerintah atau dinas terkait,” tambahnya lagi.
Sementara itu, Kepala Desa Cibuluh, Edi Junaedi mengaku sudah mendapati laporan terkait banyaknya ikan mati tersebut. Dari laporan warga, Edi mengungkapkan ikan-ikan itu diantaranya ikan emas, kancra, dan lain-lain. Dia juga mengakui kejadian tersebut memang merupakan kejadian tahunan.
“Dari sejak 2016 itu kan sudah kejadian, oleh dinas terkait juga sempat diproses sample air dan ikan ke labolatorium, sayangnya tidak ada tindak lanjut sampai hari ini,” ungkapnya.