Meski begitu, Uung optimistis ZI WBK menjadi daya ungkit peningkatan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kinerja tersebut dengan sendirinya mengatrol pencapaian target program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana) di Jawa Barat.
Mengutip pernyataan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada saat membuka Workshop ZI dan SPIP Bekasi beberapa waktu lalu, Uung menjelaskan lima strategi untuk mewujudkan zona integritas. Pertama komitmen, pimpinan dan karyawan harus terlibat dalam pelaksanaan reformasi birokrasi dan menularkan semangat dan visi yang sama.
Kedua, kemudahan pelayanan. Semua pihak harus bersemangat dalam memberikan fasilitas yang baik, meningkatkan pelayanan dan memberi kepuasan publik. Ketiga, menciptakan program menyentuh masyarakat yang membuat masyarakat lebih dekat dengan lembaga. Keempat, monitoring dan evaluasi. Dan kelima, manajemen media.
Cap Jempol Darah
Sebelumnya, Hasto juga melakukan cap jempol darah pada saat penandatanganan Akta Pernyataan di hadapan notaris serta maklumat bersama pejabat pimpinan tinggi madya dan pimpinan tinggi pratama BKKBN. Cap jempol darah ini bertujuan agar para pejabat BKKBN sungguh-sungguh dan melakukan aksi nyata dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Kang Uung yang kala itu masih menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat menjadi salah satu pejabat pimpinan tinggi pratama yang turut membubuhkan jempol darah di hadapan Kepala BKKBN. Uung memaknai aksi ini sebagai pengingat untuk senantiasa memelihara niat baik dan ketulusan dalam mengabdi kepada negara dan masyarakat.
“Ini merupakan penegasan untuk meningkatkan loyalitas kepada pekerjaan dan pelayanan untuk rakyat. Semangat komitmen yang tinggi, bersih, dan berani dari seluruh jajaran pegawai BKKBN Provinsi Jawa Barat ini akan terus dilanjutkan,” tandas Uung.(sep)