KARAWANG-Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Karawang, Abdul Azis menyebut pihaknya menyediakan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat pengungsi yang terkena dampak banjir di Karawang.
“Di dapur umum ini, bantuan logistik makanan berupa mie instan diolah dan dimasak terlebih dahulu oleh para relawan dan staf Dinsos, untuk kemudian baru didistribusikan,” ucapnya.
Dikatakannya, seperti hari ini Dinsos memasak 3.000 bungkus mie instan sekali masak untuk disalurkan. Pihaknya memasak sampai 3 kali sehari dengan menu makanan yang berbeda-beda untuk disalurkan.
“Kami menyiapkan makanan yang sudah jadi guna disalurkan ke masyarakat. Sistemnya makanan sudah jadi, nanti tinggal didistribusikan. Ini masih diproses masak perkiraan jam 17.00 an selesai, didistribusikan kesana ke Pakis dalam 2 jam perjalanan, diperkirakan smapai jam 19.00,” tuturnya.
Lanjut Azis, pihaknya hanya mengolah logistik makanan saja, mengolah dengan memasak ya sehingga sudah siap saji. Sedangkan logistik disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Pa Sekda mengintruksikan bahwa Dapur umum disini semua, logistik harus dari BPBD,” ucapnya. “Sekarang ini di Dinsos sudah habis stocknya. Banjir sudah lama, stocknya Dinsos sudah habis,” tututnya.
Masih kata Azis, pihaknya tidak hanya menyediakan mie instan saja, tetapi ada menu makanan lainnya, seperti nasi goreng, telur dadar, sosis, dan mie goreng.
“Dimulai dari kemarin, pagi-pagi kita uda buat nasi goreng. Dapur umum ini selama ada pengungsi kita kasih, seperti kemarin kita di Dengklok selama berapa hari,” ucapnya.
Di Rengasdengklok, Azis mengaku menghabiskan total 7.500 bungkus per harinya. Sebanyak 2,500 untuk sekali memasak, sehari pihaknya memasak sampai 3 kali. Dan itu terus dilakukan selama 3 hari.
“Masyarakat makan 3 kali sehari, kami masak pagi 2.500, siang 2.500, dan sore 2.500, dilakukan selama 3 hari. Jumlah jiwa yang ikut mengungsi sebanyak 3.020 jiwa di Rengasdengklok, jadi bukan 27.000 seperti informasi yang beredar,” tuturnya.
Masih kata Azis, dirinya mengaku pada hari pertama dan kedua pihaknya keteteran, sedangkan pada hari ketiga sudah mulai turun. Dalam memasak di dapur umum diberlakukan piket bergilir 20 orang tenaga dari Dinsos.
“Kami berharap dengan adanya dapur umum ini masyarakat yang mengungsi itu kebutuhan dasarnya bisa terpenuhi, karena mereka mengungsi itu nga bisa masak, kita yang suplay makanannya,” terangnya. (aef/ded)