PURWAKARTA-Komisi I DPRD Purwakarta meminta pihak Pembangkit Jawa Bali (PJB) Cirata, lebih berinovasi dalam menyalurkan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Wakil Ketua Komisi I DPRD Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir mengatakan, masyarakat yang beradi di wilayah Kecamatan Plered dan Tegalwaru merupakan masyarakat yang agamis. Dengan demikian, alangkah lebih baik jika CSR PJB Cirata juga disalurkan demi kesejahteraan para guru ngaji di dua kecamatan tersebut.
“Kami minta CSR PJB Cirata agar bisa mensejahterakan guru ngaji dan pondok pesantren. Termasuk menggelar khitanan massal dan santunan,” kata Ceceng, di Purwakarta, Jumat (6/3).
Ceceng yang telah berkunjung ke PJB Cirata pada Kamis (5/3) ini, juga menyarankan agar anak perusahan PT PLN tersebut memasukkan Program Santri Digital, baik itu dalam dakwah digital maupun pelatihan wirausaha berbasis digital.
“Nantinya para peserta pelatihan wirausaha berbasis digital ini bisa magang di sejumlah perusahaan online shop atau bahkan memanfaatkan media online untuk mendapatkan penghasilan sendiri,” ujarnya.
Ceceng juga mengucapkan terima kasih kepada PJB Cirata dalam transparansi pengelolaan CSR. “Kami dari Komisi I DPRD Purwakarta mengapresiasi PJB Cirata yang telah menyalurkan dana CSR kepada masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” katanya.
Penyaluran dana CSR tersebut sudah mendapatkan penghargaan tertinggi Platinum Award atas Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Mentari Desa Cadassari.
Di samping itu, program penyaluraan CSR unggulan lainnya seperti budidaya lele, penggemukan domba, bahkan ada pembangunan Yayasan Pendidikan dan Sosial Al-Qomariyah. Ini merupakan terobosan CSR yang dilaksanakan di PJB Cirata.
“Kalau semua perusahaan di Purwakarta bisa terbuka dan transparan dalam pengelolaan CSR di Kabupaten Purwakarta, maka akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Bahkan bisa menurunkan angka kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat pun akan terus berkembang,” ucapnya.
Dirinya berharap, CSR dari perusahaan di Purwakarta tak hanya dinikmati segelintir orang dengan kepentingannya masing-masing. “Kami sempat berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Tegalwaru. Diketahui, ada enam perusahaan kategori kelas A, tapi belum berdampak signifikan kepada kesejahteraan masyarakat setempat. Ini sangat di sayangkan,” ujarnya.(add/vry)