SUBANG-Peringatan Harlah NU ke 94 dan Harlah Muslimat NU ke 74 tahun 2020 ini digelar di alun-alun Subang, Rabu (11/3).
Ketua Panitia Harlah NU ke 94 dan Harlah Muslimat ke 74 KH. Toto Ubaidillah Haz mengucapkan terimakasih atas dukungan dan sumbangsih warga nadliyyin yang telah menyumbangkan sebagian hartanya untuk kegiatan Harlah ini.
Ini adalah sebagai langkah untuk meneguhkan kemandirian NU Untuk Perdamaian Dunia. Terkait Muktamar NU, nantinya akan digelar penggalangan Koin Muktamar NU yang akan dilaksanakan di tingkat MWC.
Selanjutnya Ketua PC NU Subang KH. Satibi, Harlah ini harus menjadi momentum kebangkitan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Subang Jawa Bara dan Indonesia. Kebangkitan tersebut bukan hanya syiar keNUan saja tetapi bagaimana bangkit secara ekonomi dan kesadaran berorganisasi dalam jamiyyah nahdlatul ulama.
Sambutan Bupati Subang H.Ruhimat, menyampaikan di usia NU yang hampir satu abad ini, menjadikan ormas terkemuka di Indonesia menuju kematangan organisasi warga nahdliyyin. Juga Muslimat NU dalam usia 74 juga sudah cukup tua dan matang. Dan selalu berkiprah dalam syiar islam nusantara rahmatan lil alamiin.
“Saya mengajak kepada warga NU untuk memperkokoh cinta tanah air dan cinta Subang untuk mendukung Subang Jawara,” kata H. Ruhimat.
Sementara itu Ketua PWNU Jabar Gus Hasan Nurhidayatullah, budaya udunan atau urunan mengedukasi pengurus dan warga nahdliyyin, juga menciptakan karakter kemandirian warga nahdliyyin. Dan kemudian PBNU membuat gerakan Koin Muktamar NU sebagai upaya menciptakan kemandirian NU menuju perdamaian dunia.
Selanjutnya Mauidhoh hasanah oleh KH. DR. Marsudi Suhud Ketua PBNU, mengatakan lahan dawahnya NU bukan hanya di Subang Indonesia saja, tetapi mendunia, sesuai lambangnya bola dunia.
“Kalau NU kuat negara kuat, ekonomi NU kuat maka Indonesia kuat,” tuturnya.
Dari hampir pada usia satu abad ini, tentu akan mendapat tantangan, namun karena NU sudah teruji sejak sebelum kemerdekaan. Kiayi Marsudi juga bepesan bahwa warga NU harus memelihara tiga warisan yaitu pesantren, madrasah dan masjid nya.
Terkait wabah corona, menurut KH. DR. Marsudi Suhud, Rosulallahualaihi Wassalam bersabda bahwa jika ada suatu tempat dimana disana ada wabah penyakit (corona) maka dianjurkan untuk tidak berkunjung kesana dan orang yang ditempat wabah itupun tidak keluar dari tempat itu. Sehingga penyakit (corona) tersebut tidak mewabah secara luas.