Sambil menunggu hasil itu dia harus mengisolasi diri sampai tanggal 18 Maret depan. Harus ke dapur dan ke toilet sebagai orang yang terakhir –dan membersihkannya.
Sang pacar tidak ikut dites. Tapi diminta tidak usah masuk kerja. Sampai 10 hari ke depan. Itu karena sang pacar –sampai dia menceritakan kisah ini– tidak merasakan apa-apa.
Sang gadis tiap hari hanya ke taman di kompleks apartemen itu. Jalan-jalan di situ. Lalu masuk rumah lagi.
Dia selalu membuka jendela. Melihat daun-daun di luar. Dia membayangkan bisa segera seperti burung yang bebas terbang ke sana ke mari.
Dia optimistis akan bisa melewati masa kesendirian itu. Dia pun merenung alangkah bahagianya punya teman –tidak hidup sendirian seperti itu.
Cita-citanyi setelah wabah ini selesai sangatlah sederhana: akan memeluk teman-temannyi seerat-eratnyi.