KARAWANG-Mahasiswa jurusan Farmasi, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang membuat cairan pencuci tangan atau hand sanitizer untuk dibagikan ke masyarakat.
Saat ini hand sanitizer di Karawang sudah langka. Masyarakat pun kelimpungan mencari cairan antiseptik tersebut.
“Saat ini mahasiswa sedang berupaya menolong masyarakat yang sedang kesusahan karena hand sanitizer yang langka di pasaran,” ujar Amelia Herli (24) mahasiswa Farmasi di Laboratorium UBP Karawang, Kamis (19/3).
Amelia berpendapat, di tengah pademi corona saat ini, hand sanitizer adalah barang yang sedang dicari. Namun sayangnya, barang itu sedang sulit didapatkan. Alhasil sekitar pekan lalu, BEM UBP Karawang berinisiatif membuat hand sanitizer secara mandiri.
“Awalnya kami membuat untuk diberikan ke kalangan sendiri. Hand sanitizer ini dibagikan ke dosen dan mahasiswa untuk mencegah virus corona di kampus. Tapi karena melihat hand sanitizer langka di pasaran, kami ingin membagikannya ke masyarakat,” tutur mahasiswa semester delapan itu.
Dekan Fakultas Farmasi UBP Neni Sri Gunarti menuturkan, hand sanitizer yang sedang dibuat di UBP tidak sembarangan. Mahasiswa membuat hand sanitizer yang sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Kita produksi sesuai standar yang ditetapkan WHO saat pademi corona ini. Kadar alkoholnya mencapai 95 persen. Standar paling tinggi. Ditambah bahan lainnya seperti diserine, H2O2, Essence, Aquadesh,” kata Neni saat membimbing mahasiswa di Lab.
Neni memastikan pihak kampus mendukung penuh rencana mahasiswa farmasi tersebut. Sebab, kata Neni kampus harus proaktif membantu masyarakat.
“Meski kampus sedang libur, kami mempersilahkan laboratorium dipakai untuk memproduksi hand sanitizer. Sejumlah bahan baku seperti alkohol, hidrogen peroksida, dan bahan lainnya boleh digunakan demi proyek sosial ini,” katanya.
Neni menuturkan, hand sanitizer yang diberi label B’Care itu ditambah essence rasa anggur. Supaya muncul wewangian dan nyaman dipakai. “Hand sanitizer ini dipastikan aman dipakai semua umur termasuk anak kecil,” kata Neni.
Saat ini, mahasiswa farmasi UBP telah memproduksi sekira 1.600 botol cairan pembersih tangan ukuran 100 ml. Selain berbentuk spay, mahasiswa juga membuat cairan pembersih tangan bentuk gel dan sabun. “Namun produksi terkendala bahan baku dan kemasan yang sudah mulai langka,” kata Neni.(aef/ded)