SUBANG-Menjelang bulan puasa di tengah penyebaran virus Covid-19, membuat harga kebutuhan poko di pasar tradisional merangsak naik, Beberapa bumbu pasar seperti bawang merah, bawang putih, beragam jenis cabai, hingga telur ayam mengalami kenaikan harga.
Salah satu pedagang di Pasar Kalijati Wahyu (42), selain kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok tersebut diakibatkan oleh siklus tahunan, ditambah pula dengan dibatasinya pergerakan seseorang karena upaya pencegahan Covid-19.
“Distribusi mulai terganggu untuk suplai bahan-bahan pokok. Kadang terlambat pengirimannya. Barang ada, tidak langka. Hanya saja sekarang-sekarang pengirimannya terlambat. Mungkin itu juga yang menyebabkan kenaikan harga,” jelasnya.
Kalau intensitas pengunjung pasar, menurut Wahyu tidak terlalu terpengaruh. Setiap harinya ada saja, meskipun tidak terlalu ramai seperti biasanya. Kenaikan harga juga dia menyampaikan tidak terlalu banyak mendapati keluhan dari pelanggannya.
Dia menduga, kemungkinan besar masyarakat memahami situasi dan kondisi yang membuat kenaikan harga bahan-bahan pokok perlahan naik saat ini.
“Alhamdulikah ada saja kalau pembeli mah. Meskipun tidak terlalu ramai, ya ada saja. Bagi sebagian masyarakat mampu, kenaikannya harga belum begitu berpengaruh sepertinya. Pelanggan saya juga tidak banyak yang komplain tentang kenaikan harga. Sebagian ada saja, tidak semua biasa saja juga,” katanya.
Apa yang terjadi di Pasar tradisional Kalijati, sama pula halnya seperti di pasar Pabuaran. Di pasar Pabuaran harga telur ayam yang sebelumnya Rp22 ribu menjadi Rp25 ribu bahkan sampai 27 ribu perkilogram.
Selain telur ayam, kenaikan harga terjadi pada minyak sayur sebelumnya Rp10,5 ribu naik menjadi Rp11,5 ribu perkilo, Gula merah sebelumnya Rp12 ribu naik menjadi Rp16 ribu perkilo, Gula pasir sebelumnya Rp12 ribu naik menjadi Rp17 ribu perkilo.
Sementara untuk terigu masih tetap Rp7 ribu perkilo, Daging sapu Rp120 perkilo, Daging Ayam Rp34 ribu perkilo dan Beras super masih tetap Rp9 ribu perliter.
Kenaikan beberapa harga sembako tersebut, menurut salah satu pedagang di Pasar Pabuaran, Mansyur, juga sama seperti yang dijelaskan Wahyu, karena sudah naik dari pengirimnya, dan persoalan distribusi.