PURWAKARTA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta menyalurkan bantuan berupa sembako kepada 28 mahasiswanya yang tidak mudik.
Bertempat di Halaman UPI Kampus Purwakarta, bantuan tersebut langsung disalurkan secara simbolis oleh Direktur UPI Kampus Purwakarta Prof H Turmudi M.Ed, M.Sc, Ph.D kepada perwakilan mahasiswa.
Diketahui ke-28 mahasiswa ini memilih tak mudik karena khawatir terpapar Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19. Terlebih beberapa di antaranya berasal dari zona merah penyebaran Virus Korona. Seperti Jakarta, Depok, Cirebon, dan lainnya.
“Ini bentuk kepedulian kampus terhadap mahasiswa. Mereka ini terpaksa tak bisa pulang kampung dan memilih tetap berada di Purwakarta. Karena itu kami bantu dengan memenuhi kebutuhan pokoknya,” kata Prof Turmudi kepada koran ini, Rabu (8/4).
Disebutkannya, ke-28 mahasiwa ini tersebar di berbagai kosan di wilayah Kecamatan Purwakarta. “Bantuan yang diserahkan ini selain untuk meringankan tanggungan orang tuanya, juga agar mahasiswa tak keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan pokok,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, ke-28 mahasiswa ini telah didata sebelumnya dan ditunjuk seorang koordinator dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). “Jadi cukup mudah mendatanya. Teknis penyaluran bantuan pun secara bertahap. Ini untuk menghindari terjadinya kerumunan,” kata Prof Turmudi.
Senada disampaikan Wakil Direktur UPI Kampus Purwakarta Dr H Agus Muharam M.Pd. Dikatakannya, seluruh mahasiswa UPI tetap menjalankan perkuliahan seperti biasa. “Yakni dengan sistem online memanfaatkan berbagai aplikasi penunjang perkuliahan dalam jaringan,” kata Agus.
Untuk itu, sambungnya, sesuai instruksi Rektor UPI, pihaknya menyediakan kuota internet gratis Rp100 ribu per mahasiswa per bulan. Kuota ini disiapkan selama dua bulan ke depan.
“Kuota internet gratis ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa. Caranya tinggal mendaftar saja,” ucap Agus.
Salah seorang mahasiswi asal Kabupaten Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Liyana Fadila mengaku tidak akan mudik hingga wabah yang disebabkan SARSr-CoV-2 ini dinyatakan berakhir.
Mahasiswa semester enam jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini bahkan menyebutkan jika orang tuanya pun menyarankan untuk tidak pulang kampung.
“Saya dan keluarga khawatir. Tidak mudik adalah pilihan yang paling tepat untuk saat ini,” kata Liyana.