JAKARTA-Pemerintah maju mundur soal membatasi masyarakat mudik di tengah wabah Corona. Keputusan terakhir, pemerintah hanya mengimbau agar masyarakat tidak mudik namun tidak melarang.
Masalahnya, menurut Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono dari data Kementerian Perhubungan sejauh ini sudah ada 900 ribu orang yang melakukan mudik duluan dari Jabodetabek. Apabila mudik tidak dilarang, ratusan ribu pemudik ini rawan menyebarkan virus Corona ke daerahnya.
“Saya kemarin rapat dengan Kemenhub datanya sudah 900 ribu orang sudah mudik. Persoalannya adalah dia bisa jadi orang dalam pemantauan (ODP) bisa saja tersebar virus ke daerah, kata Agus, dalam diskusi online via video, Selasa (14/4).
Baca Juga:1 ODP dan 1 PDP Meninggal Beruntun, Dimakamkan Sesuai Protokol PenanangananDua SSW
Kemudian masih ada 2,6 juta orang lagi yang biasa mudik, namun separuhnya yang merupakan aparatur sipil negara, hingga karyawan BUMN dan BUMD sudah dilarang mudik.
Yang kini kembali jadi masalah adalah separuh orangnya lagi masih berpotensi akan mudik bahkan menyebarkan virus Corona. Ada 1,3 juta orang jumlahnya.
“Sisanya sekitar 2,6 juta yang belum mudik, dengan instruksi Presiden semua yang menjadi aparatur negara dan badan usaha negara tidak atau dilarang mudik. Jumlahnya separuh dari 2,6 juta itu,” papar Agus.
“Sekarang sisanya ada 1,3 juta yang berpotensi mudik,” tegasnya.
Agus mengatakan 1,3 juta orang ini memiliki alasan untuk mudik beragam ada yang nekat mudik karena tradisi tahunan. Ada juga yang mudik karena sudah kepepet tak punya penghasilan. Ada pula yang memang diminta orang tuanya mudik.
“Asal pemudik ini kalau disampaikan itu pertama ada kelompok nekat mudik karena tradisi mudik tahunan, satunya adalah nekat mudik karena tidak ada pemasukan untuk hidup, ketiga adalah bersikeras mudik atas permintaan keluarga,” kata Agus.(red/detik.com)