SUBANG-Jemaah Tabligh atau dikenal juga jemaah khuruj di Subang kini memilih untuk di rumah saja. Aktivitas dakwah dari masjid ke masjid yang biasa dilakukan ditunda saat pandemi Covid-19.
Humas Jemaah Khuruj Subang, Kiki Rizky mengatakan, berdasarkan arahan dari markas pusat Masjid Jami Kebon Jeruk tidak ada kegiatan untuk semua kabupaten di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, untuk di Subang pun seluruh jamaah khuruj tetap berada di lingkungan rumah masing-masing untuk mengamalkan amalan rumah sesuai dengan arahan dari Masjid Jami Kebon Jeruk.
“Kami terus berkomunikasi dengan para jemaah untuk mengikuti himbauan pemerintah, untuk tetap berada di rumah,” ujar Kiki kepada Pasundan Ekspres, kemarin.
Kiki mengatakaan, di Subang ada sekitar 7 ribu jemaah khuruj. Biasanya mereka melakukan dakwah dari masjid ke masjid di berbagai daerah di Indonesia. “Biasanya jemaah khuruj ini berdakwah di berbagai daerah, tapi saat situasi seperti ini memilih berada di rumah,” katanya.
Kiki menyampaikan, kegiatan dakwah dari masjid ke masjid tersebut dilakukan salah satunya untuk memakmurkan masjid. “Kami ingin masjid ini selalu ramai dikunjungi jemaah untuk melaksanakan ibadah. Dalam situasi saat ini, kami ikut aturan pemerintah untuk berada di rumah,” katanya.
Kiki juga membantah, kabar Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal warga Kecamatan Kasomalang merupakan jemaah khuruzd. Menurutnya, yang bersangkutan bukan merupakan jemaah khuruj. “Almarhum bukan merupakan jemaah khuruj seperti yang sudah beredar di sejumlah media dan media sosial,” ungkapnya.
Menurutnya, kabar tersebut sangat menyesatkan dan merugikan jemaah khuruzd yang ada di Kabupaten Subang.(ysp/sep)