Oleh:
Ulfa Della Nova Tilova, Laelly Nadhira Sindy Ashari
(Mahasiswa Fakultas Geografi UMS)
Jumlah penduduk di Indonesia yang terinfeksi virus Corona (COVID-19) yang semakin bertambah setiap harinya ini tentu membawa kekhawatiran bagi semua elemen masyarakat. Update terkini sebaran virus corona di Indonesia, pada hari Rabu (6/5/2020) hari ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam data covid19.go.id Indonesia menyatakan kasus terkonfirmasi positif corona mencapai 12.438 pasien.
Apabila dibandingkan data terakhir pada hari sebelumnya mengalami penambahan sebanyak 367 kasus. Namun disisi lain angka kesembuhan pasien covid-19 juga dilaporkan terus bertambah, mencapai 2.317 orang. Sedangkan untuk korban meninggal terkonfirmasi positif virus corona adalah sebesar 895 orang. Prediksi mengenai pandemi ini dari berbagai peneliti mengatakan bahwa puncak pandemi corona terjadi diawal Mei dan akan mulai berakhir di bulan Juni.
Merebaknya virus corona yang tak kunjung usai menyebabkan banyak sektor terkena dampak, baik dari sektor ekonomi, sosial, pendidikan, hingga kesehatan. Timbulnya dampak buruk dari persebaran virus corona ini tentunya membuat masyarakat resah.
Hal ini dikarenakan Virus Corona yang dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa, menurunnya omzet penjualan, adanya himbauan dari pemerintah berupa physical distancing yang mengharuskan para siswa belajar di rumah sehingga tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru, hingga masyarakat tidak bisa pulang kekampung halaman karena penerapan kebijakan yang berbeda-beda yang diterapkan pada setiap daerah sehingga tidak dapat menikmati momen bulan Ramadan dan juga hari raya bersama keluarga.
Bahkan dengan merebaknya Virus Corona ini sampai menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak bisa bekerja hingga terkena ancaman adanya PHK (Putus Hubungan Kerja), dan masih banyak lagi kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari adanya wabah penyakit ini. Timbulnya dampak-dampak buruk dari persebaran virus corona ini juga dapat menganggu psikologi setiap orang, seperti panic buyying, stress, cemas, dan lain-lainnya.
Meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan physical distancing dan larangan mudik yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ini, namun masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan aturan-aturan tersebut.