Oleh: Reni Tresnawati
(Aktivis Muslimah Karawang)
Sampai saat ini wabah virus Corona masih menghantui negeri ini. Sudah kurang lebih lima bulan ini, dampak mewabahnya covid-19, sangat dirasakan semua warga, termasuk warga Purwakarta. Ditambah berjatuhannya korban akibat wabah ini. Berdasarkan data sebaran tertanggal 14 April 2020, di Purwakarta terdapat Orang Dalam Pantauan (DPO) sebanyak 170 orang. Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) 21 orang dan Pasien Positif (PP) 5 orang.
Jeritan masyarakat semakin kencang diteriakan sebagai dampak dari pandemik Corona yang menyerang. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pekerja di rumahkan, sampai sulitnya mendapatkan penghasilan, menjadi momok menakutkan saat ini. Untuk menyambung hidupnya, terpaksa mereka pergi ke pegadaian, menggadaikan harta benda yang mereka miliki. Hal ini terlihat dari ramainya Kantor Pegadaian yang berlokasi di Jalan Kapten Halim, Purwakarta, Jawa Barat. Karena banyak masyarakat yang menggadaikan harta benda mereka. Seperti, perhiasan, elektronik, kendaraan bermotor, dll. Transaksi gadai pun naik hingga mencapai 10 persen.
Menurut Kepala Cabang Pegadaian Purwakarta, Wahyu Cahyo. Transaksi gadai naik 10 persen dan non gadai naik 80 persen. Barang yang di gadai berupa emas, berlian, barang elektronik, kendaraan bermotor, dsb.
Sejak pandemik ini pegadaian justru mengalami kenaikan transaksi, karena masyarakat membutuhkan data yang fresh untuk mengurangi dampak. Dari dampak pandemik ini, banyak masyarakat yang kesulitan dalam mencukupi kehidupan sehari-hari. Sejak kepala keluarganya sudah tidak dapat mencari nafkah lagi. Warga yang masih mempunyai harta benda yang berlebihan, bisa menggadaikan barangnya. Terapi, warga yang tidak mempunyai banyak harta, tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menahan perut kosong. Yang berakibat kematian yang disebabkan kelaparan.
Wabah virus Corona telah mempengaruhi secara signifikan perekonomian rakyat. Buruh yang di rumahkan bahkan di PHK. Pekerja informal sepi orderan. Namun, usaha pegadaian naik signifikan, umumnya para penggadai, menggadaikan barangnya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Berita kematian akibat kelaparan pun mulai marak di media. Kini rakyat bukan hanya dihantui virus Corona, tapi juga kelaparan yang akan menghantarkan pada kematian. Pemerintah seolah bisu dan tuli terhadap permasalahan keselamatan nyawa manusia.