Diantara pemudik itu ada juga yang berhasil mudik dengan menumpang bus Antarkota, Antarprovinsi (AKAP) walau dengan cara tidak lazim (Rabu, 6/5). Untuk menghindari petugas, sesampainya di tempat tujuan, Ngawi, mereka tidak diturunkan di terminal tetapi diturunkan di salah satu ruas jalan tol yang kemudian menerobos pagar pembatas jalan tol menuju kampung terdekat. Lantaran kampungnya digunakan untuk jalan pintas, warga setempat kemudian menyuruh pemudik dari Tangerang itu untuk mandi dan ganti baju. Mereka boleh meneruskan perjalanan mudik jika diambil oleh Kepala Desanya. Esok hari (Kamis, 7/5) beberapa bus mengangkut penumpang ke arah Jateng atau Jatim. Dalam perjalanan di jalan tol perbatasan Cikarang-Karawang, bus-bus tersebut disuruh petugas putar balik ke Jakarta.
Beberapa kejadian lain selama April sampai 10 Mei: seorang anggota rombongan DPRD Kabupaten Blora marah dan sedikit arogan menolak dicek kesehatannya sepulang dari studi banding di Lombok; beberapa pedagang daging di pasar induk Padang terpapar virus Covid-19. Di antaranya meninggal; 54 karyawan pusat perbelanjaan di Kabupaten Sleman di-nyatakan reaktif terkena virus Covid-19; seorang pengendara mobil pribadi melawan petugas saat meminta istrinya yang duduk di sampingnya berpindah tempat duduk untuk menjaga jarak; seseorang tiba-tiba terjatuh dan meninggal di depan lapak pedagang pisang pasar kota Makassar; sekitar 500-an karyawan pabrik di Surabaya terpapar virus Covid-19. Di antaranya meninggal, dan selebihnya dikarantina di lokasi yang disediakan pihak pabrik; sejumlah karyawan pabrik di Kepanjen dikabarkan juga terpapar oleh hal yang sama; seorang pedagang keliling tiba-tiba meninggal yang kemudian disusul dengan penutupan pasar di Bojonegoro. Beberapa kejadian tersebut menggambarkan upaya mitigasi yang belum diterap-kan secara baik.
Menurut Dwikorita Karnawati (2020), berdasarkan hasil penelitian Arajuo dan Naimi (2020) memprediksi, dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografis dan mobilitasnya, di-simpulkan bahwa iklim tropis dapat mem-bantu menghambat penyebaran virus terse-but karena kondisi iklim tropis dapat mem-buat lebih cepat tidak stabil.
Beberapa studi sebelumnya yang dilakukan Chen et.al (2020), Sajadi et.al (2020), Sun et.al. (2020), Wang et.al (2020) kemudian disim-pulkan bahwa faktor suhu dan kelembaban udara di Indonesia dapat menjadi faktor pendukung dalam mengurangi resiko penyebaran wabah Covid-19, di samping pembatasan mobilitas penduduk dan interaksi sosial, polutan, serta intervensi kesehatan masyarakat yang lebih intensif. Faktor yang menjadi perhatian utama dalam mitigasi wabah tersebut adalah pembatasan mobilitas penduduk dan interaksi sosial. Jika semua pihak, terutama masyarakat bersabar untuk bisa menahan diri dan tidak melakukannya, in sya Allah, musibah tersebut bisa segera berlalu sebagaimana yang terjadi di Selandia Baru dan Korea Selatan. Juga di Wuhan, kota tempat asal wabah itu. Aamiin.(*)