BANDUNG BARAT-Akibat Pandemi Covid-19 usaha pariwisata dan jasa pariwisata alami kerugian hingga miliaran rupiah.
Ditutupnya objek wisata, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh pengusaha objek wisata semata akan tetapi oleh berbagai usaha yang terkait dengan objek wisata, diantaranya usaha perhotelan.
Usaha perhotelan sangat tergantung terhadap kunjungan wisatawan baik lokal maupun manca negara. aAan tetapi akibat serangan Covid-19 secara global menyebabkan usaha perhotelan menjadi lesu bahkan semua hotel di kawasan wisata ditutup.
Dian Dermawan salah seorang pengelola hotel mengatakan, sejak adanya Pandemi Covid-19 tidak ada tamu sama sekali, namun perawatan tetap berjalan.
“Sepi sekali, tidak ada tamu, kami hanya berdoa semoga ini cepat berlalu. Kalau berbicara kerugian ya bisa milyaran,” ujar Dian.
Meskipun adanya relaksasi mengenai pembayaran pajak hotel dan restoran, namun dirinya belum mendapat keringanan mengenai BPJS Ketenagakerjaan.
“Kalo BPJS masih bayar, tetapi pajak ada keringanan,”ucapnya
Selain itu, Simon Pengelola Hotel ternama di Lembang mengaku, kehilangan omzet besar sejak virus ini masuk ke Indonesia.
Pada liburan lebaran saja, menurutnya Rp 1 hingga 2 miliar omsetnya hilang. “Ya gimana lagi ini kasus global, jadi kita hanya dapat berdoa agar semua cepat berlalu,”ujarnya.
Dia menambahkan, dari segi bisnis memang ada kerugian, namun semuanya menjadi pasrah karena serangan Covid-19 ini di seluruh penjuru dunia.
“Kalau berbicara bisnis ya rugi, pemasukan tidak ada tetapi biaya perawatan dan biaya listrik itu harus tetap dikeluarkan,”katanya.
Sementara itu, Putra Kaban, Pemilik Taman Wisata Tangkuban Parahu, saat di hubungi, hanya berharap Pandemi Covid-19 segera berlalu dan kembali normal.
“Kondisi seperti ini kondisi global, Abang (saya) tidak bisa banyak komentar. Hanya berdoa semua cepat berlalu, ini kondisi global, semua mengalami hal yang sama, sekali lagi kita berdoa agar Covid-19 segera berlalu,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ida Suhara, pengelola Pal 16 Lembang, biasanya pada liburan lebaran pengunjung mencapai ribuan. Namun adanya kebijakan pemerintah Pak 16 pun ditutup.
“Yah bagaimana lagi, kondisi sama dengan yang lain, kalo dulu mah bagi hasil dengan perhutani aja dapat mencapai 80 jutaan, sekarang mah sepi,” ujar Ida.(eko/ysp)