Setelah selesai kontrak, dia berencana pulang ke kampung halamannya di Sulawesi Tengah. Namun karena Kepala Dinas Kesehatan waktu itu, dr Lusi meminta untuk tetap melanjutkan tugasnya. Tahun 2001 ia diperpanjang lagi status PTT-nya.
“Rencananya, tadinya saya mau pulang kampung. Tapi ketika itu Kepala Dinas Kesehatan, dr Lusi mengatakan, dr Maxi perpanjang PTT-nya di sini,” kenangnya.
Pada periode kedua PTT di tahun kedua, dia diangkat menjadi PNS. Dia melanjutkan tugasnya di Puskesmas Binong 2007. Kemudian tahun 2013 bertugas di Dinas Kesehatan Subang. Hingga akhirnya hingga saat ini dia menetap di Subang.
Tugas dokter, kata dr Maxi, mulia. Sebab pekerjannya itu banyak membantu masyarakat. Yang membanggakan baginya, ialah ketika banyak pasien bisa sembuh dari penyakitnya. “Mendapat kepuasan tersendiri ketika mereka sembuh,” ujarnya.
Hingga tahun 2020 ini, dia mengakui telah menangani hingga ratusan ribu pasien selama menjadi dokter.
Dia memiliki cerita yang tidak pernah dilupakan selama karirnya. Ketika itu ada pasien yang telah datang di kliniknya sejak subuh. Pasien tersebut tidak mau masuk ke ruangannya. Alasannya pasien tersebut malu. Karena sudah tiga kali dirawat di kliniknya secara gratis.
Namun dr Maxi tetap mempersilahkan masuk pasien tersebut dan dirawat di klinik miliknya. Pasien tersebut menderita penyakit cukup parah. Hingga akhirnya pasien tersebut meninggal dunia. “Bagi saya itu kepuasan tersendiri melayani dia, walaupun tidak bayar. Itu kepuasan bagi saya,” ujarnya.
Dia menyampaikan, dokter itu tidak bekerja hanya sekedar uang. Menurutnya, uang itu nomor dua. Nomor satu melayani masyarakat. “Nomor satu itu melayani masyarakat,” pungkasnya.(*)