PURWAKARTA-Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Purwakarta kembali menggelar evaluasi dan seleksi santri penerimaan beasiswa santri (Beasantri) di Gedung Dakwah, Cipaisan, Purwakarta, Kamis (28/5).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, proses evaluasi dan seleksi santri dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Otomatis beberapa protokol kesehatan pun wajib dilaksanakan para santri.
“Alhamdulillah, meski di tengah wabah Virus Korona, kami masih bisa menjalankan amanah sekaligus program tahunan beasantri. Kami wajibkan seluruh santri menggunakan masker, mencuci tangan di wastafel yang telah kami sediakan dan menggunakan hand sanitizer,” kata Ketua Baznas Purwakarta H Saparudin S.Fil.I MM.Pd saat ditemui di lokasi.
Bahkan, sambungnya, jumlah santri yang boleh masuk gedung diatur dan dibatasi secara bergiliran. “Kami juga mengatur jarak kursi untuk tetap menjaga physical distancing. Meski membutuhkan tenaga ekstra, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.
Evaluasi dan seleksi Beasantri tahun ini mengangkat tema ‘Mencetak Generasi Penerus Para Ulama untuk Membimbing Masyarakat Menuju Kebahagiaan Dunia dan Akhirat’. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kemenag Purwakarta H Tedi Ahmad Junaedi, Ketua MUI Purwakarta KH John Dien, dan Ketua Dewan Syariah Baznas Purwakarta KH Abun Bunyamin MA.
“Jumlah peserta yang ikut evaluasi sebanyak 97 santri, sedangkan yang ikut seleksi sejumlah 156 santri. Sehingga totalnya 253 santri dari tingkat SMP/MTs SMA/MAN/SMK hingga Perguruan Tinggi,” kata Saparudin.
Dia menjelaskan, peserta evaluasi artinya santri tersebut sudah menerima beasiswa di tahun sebelumnya. “Karena itu kami evaluasi perkembangannya. Apakah tahun ini masih berhak mendapatkan beasiswa atau tidak. Sedangkan yang ikut seleksi merupakan santri yang baru pertama kali mengajukan permohonan Beasantri,” katanya.
Karena kemampuan Baznas masih terbatas, sambungnya, sementara jumlah yang mendaftar jauh melebihi kuota maka seleksinya cukup ketat. “Misal nilai rapor santri harus peringkat pertama. Apabila saat dievaluasi peringkatnya turun otomatis gugur. Belum lagi ada beberapa tes yang harus dijalani. Di antaranya tahfiz, qiroah, qiraatul qutub, dan prestasi kelas,” ucapnya.
Dengan berbagai evaluasi dan seleksi tersebut, tak heran selain langganan juara di kelas, penerima beasantri ini juga langganan juara. “Banyak penerima beasantri yang juara berbagai lomba. Bahkan tak sedikit yang diminta membela kabupaten lain pada suatu ajang lomba. Ironisnya, Pemda Purwakarta sendiri saja belum memanfaatkannya,” ucapnya.