Kombinasi lain pakaian mereka sangat kekinian: mereka juga pakai masker. Desain maskernya seperti Jocker di film-film Hollywood.
Atas nama demokrasi keberadaan kolompok Boogaloo seperti ini tidak bisa dilarang. Mereka baru ditangkap kalau melanggar hukum.
Boogaloo adalah salah satu kanan luar dari sayap kanan Amerika. Seperti juga Ku Klux Klan, mereka ini juga kulit putih –dan memuliakan kulit putih.
Kelompok ini merasa nasib kulit putih tidak lebih baik dari kulit hitam. Banyak yang terbunuh.
Kata mereka: ”berapa sih orang kulit hitam yang dibunuh oleh orang kulit putih? Orang kulit hitam itu kebanyakan dibunuh oleh kulit hitam sendiri”.
Mereka pun mengingatkan banyaknya korban tewas dalam perang sipil selama 4 tahun itu.
Juga korban-korban berikutnya –dari gerakan sempalan setelah itu.
Yang masih segar adalah yang terjadi 12 Maret lalu. Yang menimpa anggota Boogaloo di Maryland.
”Saat anggota kami itu lagi tidur dengan pacarnya ditembak mati,” kata mereka.
Itu mengacu pada tewasnya Duncan Socrates Lemp. Umur 21 tahun. Pada pukul 04.00 subuh. Di rumahnya sendiri. Penyergapan itu sampai mengakibatkan sang pacar –yang lagi dikeloni– ikut terluka.
Malam itu pihak berwajib memperoleh info: Lemp menguasai bahan peledak terlarang. Menjelang subuh itu pintu rumah dibuka oleh pasukan SWAT –tanpa ketukan pintu.
Menurut pihak berwajib Lemp melakukan perlawanan. Maka ditembak. Termasuk mengenai pacar yang lagi dikeloninya.
Amerika memang seperti menyimpan api dalam sekam. Terutama tiga tahun terakhir. ”Presiden Trump telah memecah belah Amerika,” ujar Jim Mattis.
Sudah setahun Mattis tidak berkomentar apa pun. Sejak ia diberhentikan oleh Trump dari jabatan menteri pertahanan.
Kali ini Mattis tidak tahan untuk terus tutup mulut. Maka kecamannya pada Trump itu menjadi berita utama di mana-mana.
Rangkaian demo anti-rasis memang sangat besar. Setidaknya terlihat dari yang ditangkap: 10.000 orang. Di Los Angeles saja 3.000 orang. Di New York 2.000 orang.
Mereka umumnya melanggar jam malam. Ada juga yang karena menjarah dan memaki polisi.
Dua hari terakhir demo itu memang reda. Terutama setelah tiga polisi yang ikut menangani George Floyd juga dinyatakan sebagai tersangka –pembunuhan.