Cerita Grup Singa Depok Di Tengah Pandemi Covid-19

0 Komentar

Pembatalan Job Hingga Personil Menganggur
Musim hajat biasanya menjadi musim yang paling ditunggu-tunggu oleh pelaku seni Grup Organ/Sisingaan untuk mengais rezeki dari moment tersebut. Entah itu hajat pernikahan ataupun khitanan. Namun kondisi kali sangat bertolak belakang dengan tahun-tahun sebelumnya.
LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Subang
Kondisi pandemic Covid-19 membuat sejumlah agenda dan job grup organ dan sisingaan banyak yang dibatalkan. Imbasnya bukan hanya kerugian soal tak adanya penghasilan, tapi juga berimbas pada menganggurnya sejumlah personil grup.
Seperti yang diutarakan Arkanto dari Grup Singa Depok Putra Lodaya (Warlan Muda). Biasanya, setalah lebaran dan musim panen, job maupun order untuk organ maupun sisingaan cukup tinggi. “Pasti full satu bulan bisa sampai 80 panggungan kalau habis panen atau lebaran. Waktunya pagi dan sore kalau dibulan biasa ya sekitar 20 pangungan,” ucapnya.
Saat ini ia mengaku tidak ada aktivitas sama sekali, baik secara grup maupun para pekerja yang ikut andil dalam usaha ini. ”Sebenarnya 3 bulan ini sudah ratusan pihak yang batal memakai jasa Singa Depok, entah karena dari segi izin atau hal lainnya, tentu sangat berdampa sekali,” ucapnya.
Praktis dengan kondisi seperti ini, banyak pula pekerja yang menganggur atau mencari aktivitas lain. Namun Anto menyebut, 80% yang terdampak saat ini menganggur tanpa ada aktivitas. “Semua teman-teman susah, yang biasa di Jaipongan, di Sisingaan, sama sama susah,” tambahnya.
Ia berharap, Pemerintah memperbolehkn lagi izin keramaian untuk yang hajatan dan tentunya dengan mengindahkan protokol pencegahan Covid-19. “Semoga wabah korona bisa berakhir dan kami bisa beraktivitas lagi. Sebab yang kena dampak bukan hanya saya pemimpinan tentunya orang-orang yang kerja di saya seperti dalang Depok (tukang pikul) tim musik dan para pendukung seni kena imbasnya selama pandemi ini,” jelasnya.(*)

0 Komentar