Di balik hal itu, Emil mengungkapkan, anggaran dalam penanganan Citarum Tahun 2020 direalokasi untuk penanganan Covid-19. Di memerinci, anggaran yang jadi Rp1,8 triliun itu kemudian turun lagi karena adanya pandemi Covid-19.
”Maka, anggaran yang ada itu tinggal 14 persen dari total awal Rp 5,3 triliun. Jadi, bisa dibayangkan tanpa anggaran kami tidak bisa mengejar 100 persen target yang multidimensi karena anggarannya hanya 14 persen,” urainya.
Sementara itu, pada rapat koordinasi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku Komandan Satgas Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) DAS Citarum melaporkan keberjalanan Program Citarum Harum kepada Kemenko Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Pengarah.
Kegiatan strategis yang dilaksanakan di DAS Citarum, antara lain Penanganan Lahan Kritis di Hulu DAS Citarum, Penataan Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur, Integrasi Pengelolaan Sampah Terpadu (Integrated Solidwaste Management Program), dan Kegiatan konstruksi bangunan pengendali banjir.
Adanya efisiensi anggaran akibat Pandemi Covid-19 diperkirakan akan menyebabkan adanya target Tahun 2020 yang tidak tercapai. Progres penganan lahan kritis sampai Juni ini adalah 2.860 hektar dengan target 10.894 hektar dengan jumlah pohon yang ditanam 1,8 juta batang.
Progres penanganan sedimentasi sungai dan sampah yang dilaksanakan di lapangan mencapai 2.167.658 m3 dan pembebasan bantaran sungai sejumlah 963 unit/bangunan.
Penertiban KJA tahun ini difokuskan pada kajian zona dan Standar Operasional Prosedur (SOP), penertiban KJA tahun ini sulit dilakukan mengingat diperlukan pemulihan ekonomi penduduk sekitar waduk.
Dengan adanya pengalihan anggaran tersebut, kegiatan konstruksi bangunan pengendali banjir juga mengalami penundaan.
Selain itu, pada pengukuran kualitas air di Sungai Citarum yang dilaksanakan April 2020, secara umum terdapat penurunan konsentrasi pencemar COD, BOD, TSS, di empat titik pengukuran dibandingkan dengan pengukuran pada April Tahun 2019. Hal ini dapat disebabkan adanya penurunan aktivitas industri.
Sedangkan konsentrasi Total Coliform meningkat, yang diperkirakan karena adanya peningkatan aktivitas di rumah selama masa PSBB. Sehingga meningkatkan beban pencemar dari limbah domestik. Secara umum, hal tersebut sudah sejalan dengan Ultimate Goal program ini.
Dengan adanya Pandemi Covid-19, terdapat refocusing dan realokasi anggaran yang signifikan.