BANDUNG – Pusat Kota Jakarta yang masih memiliki kasus tinggi terhadap penyebaran virus korona membuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau kepada warganya untuk tidak pergi bahkan melakukan aktivitas ngantor di sana.
Orang nomor satu di Jabar ini menyarankan, agar warga Jabar lebih baik
tinggal dan berproduktif di desa seperti Jawa Barat yang jauh dari penularan kasus korona.
“Kita lagi kampanye udahlah jangan ngantor di Jakarta lagi, ngantornya di Jawa Barat saja jauh dari penyakit, lahannya indah bisa produktif,” kata pria yang akrab disapa Emil dalam acara MarkPlus Government Roundtable melalui virtual, Kamis (25/6).
Emil memandang, dengan tinggal di desa bisa tetap mendapatkan penghasilan seperti di kota karena semuanya sudah terhubung dengan digital. Terlebih di Jawa Barat memiliki kekayaan teknologi, alam, pariwisata dan agriculture.
“Kondisi seperti saat ini (Covid-19) mengajarkan kita tetap produktif tapi menjauhi kerumunan dan keterpusatan yang selama ini keterpusatan ini jadi rezim ekonomi, bahwa itu konsep yang keliru,” imbuhnya.
Emil juga sempat menjabarkan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang kasus peningkatan korona-nya paling rendah. Pasien yang sembuh juga semakin banyak terlihat dari ruang isolasi yang hanya terisi 27%.
“Laporan WHO dari 100% tes PCR yang terpapar positif, Jawa Barat paling rendah 6,6%. Ini sudah teruji beberapa minggu. Di provinsi lain dari 100% testing itu cukup tinggi tingkat keterpaparannya jadi secara risiko kita lebih rendah,” imbuhnya.
Pada data Rabu (24/6/2020), ada sebanyak 1.113 kasus baru positif sehingga total ada 49.009 kasus. Kasus baru terbanyak diisi oleh Jawa Timur 183 kasus, DKI Jakarta 157 kasus, Jawa Tengah 76 kasus dan Sumatera Utara 55 kasus. Sedangkan Jawa Barat 41 kasus.
Terpisah, Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapid test di Gedung Promosi Bandung, Kamis (25/6). Kegiatan tersebut hasil kolaborasi dengan Pemkot Bandung.
Staf Khusus Kepala BIN, Mayjen TNI Suyanto, menyampaikan tes ini akan berlangsung hingga Sabtu, 27 Juni mendatang. Targetnya sebanyak 3.000 orang mengikuti tes ini. Ia mengharapkan test masal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kita bekerja sama dengan gugus tugas melaksanakan rapid dan swab test di wilayah Jawa Barat. Ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tuturnya.