Pernikahan Industri dan Pendidikan Vokasi

0 Komentar

Sedangkan untuk paket perjodohan lainnya merupakan optional dari Dirjen pendidikan vokasi yang baik dan akan lebih memperkuat lagi apabila dijalankan untuk mendukung paket wajib tersebut.
Program paket pernikahan yang telah disiapkan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi ini menargetkan 100 pernikahan antara prodi vokasi dengan industri. Hal tersebut akan sangat menguntungkan pihak industri dan tentunya pihak lembaga pendidikan vokasi.
Karena pernikahan antara satu lembaga pendidikan vokasi dengan beberapa industri ini tidaklah mudah. Permasalahan yang umumnya dialami oleh lembaga pendidikan vokasi dalam mencari kerjasama dengan pihak industri adalah sulitnya pihak industri yang bersedia untuk menjalin kerjasama dengan pihak pendidikan vokasi.
Hal tersebut terbukti dengan masih banyaknya lulusan lembaga pendidikan vokasi yang belum terserap di industri dan masih sedikitnya MoU yang dicapai oleh pihak pendidikan vokasi. Proses pelaksanaan link and match ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan mengubah mindset terutama dari pihak industri bahwasannya program kerjasama ini memiliki keuntungan bagi mereka.
Upaya yang perlu dilakukan oleh pihak lembaga vokasi adalah dengan melakukan komunikasi yang intens kepada industri-industri sekitar yang relevan dengan bidang vokasinya.
Selain itu, agar mendapatkan kepercayaan dari pihak industri tentunya lembaga pendidikan vokasi berupaya untuk memberikan sertifikat kompetensi bagi peserta didik sebagai wujud dari hard skill yang kuat dan senantiasa menumbuhkan soft skill yang kuat kepada peserta didik seperti attitude, integritas, kejujuran, karakter, siap kerja, fighting spirit, team work dan lain sebagainya. Lembaga pendidikan vokasi juga harus lebih serius dalam membina kerjasama yang baik dengan pihak industri, ditandai dengan disusunnya struktur organisasi yang khusus untuk menangani kerjasama dengan industri.
Terciptanya pernikahan apabila kedua belah pihak mau untuk melakukannya, oleh karena itu dibutuhkan mindset yang terbuka dari pihak industri agar mau menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan vokasi.
Selama ini pihak industri selalu mengeluhkan lulusan dari pendidikan vokasi yang kurang kompeten atau miss match dengan kebutuhan mereka.
Daripada pihak industri sulit untuk mencari SDM tenaga kerja yang sesuai, lebih baik pihak industri bersama-sama dengan lembaga pendidikan vokasi untuk membahas atau menyusun kurikulum agar sesuai dengan kebutuhannya.

0 Komentar