Oleh: Yuyun Suminah
Aktivis Muslimah Karawang
Bantuan sosial yang diberikan oleh pemprov Jabar ketika Pandemi menyisakan banyak polemik. Pasalnya, bantuan bahan pangan berupa telor dimusnahkan. Ya. Telor merupakan salah satu bahan pangan yang diberikan kepada warga penerima Bansos tersebut.
Adapun besar bantuan yang diterima oleh penerima senilai Rp 500 ribu dengan uang tunai Rp 150 ribu dan sisanya diberikan berupa beras 10 kg, terigu 1 kg, gula pasir 1 kg, makanan kaleng 2 kg, vitamin C, mie instan 16 bungkus, minyak goring 2 kg dan telur 2 kg. Seluruhnya bila dinilai dengan uang sebesar Rp 350 ribu.
Pemusnahan telor yang terjadi di Subang sebanyak 2,4 ton karena telor dalam kondisi busuk dan tak layak dikonsumsi. Pemusnahan tersebut dibenaran oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Subang, H.Deden Hendrawan “jadi, itu semua sisa yang tidak ada penerimanya. Sebab, data dari Pusat dan Provinsi berdasarkan keluarga penerima manfaat dan data terpadu kesejahteraan sosial non PKH dan BPNT sebelumnya. Jadi bukan hasil RT/RW”. (Tintahijau.com 20/06/20)
Miris, pemusnahan telor di tengah Pandemi saat kondisi masyarakat banyak yang kelaparan adalah kebijakan yang minus empati. 2,4 ton telur dimusnahkan karena buruknya data, satu lagi bukti bahwa kekacawan data mengakibatkan kemubaziran. Bansos yang setengah hati, pengaturannya begitu buruk dari mulai data yang bermasalah, mekanisme penyalurannya pun bermasalah, dan birokrasi yang ribet. Maka wajar telor-telor tak tersalurkan mengendap lama dan busuk.
Berbeda sekali dalam sistem Islam yang bersungguh-sungguh dalam mengurus rakyat. Itu dibuktikan dengan menutup rapat-rapat pintu kemubaziran bahan pangan. Tidak akan ada yang namanya bahan makanan yang terbuang sia-sia dan tidak akan ada rakyat yang kelaparan karena terhalang oleh birokrasi.
Seharusnya pemerintah bercermin pada sejarah yaitu sosok pemimpin Umar Bin Khatab kepedulian Umar dibuktikan tanpa menunggu data. Ketika didepan mata menyaksikan sendiri 1 kelurga yang kelaparan hanya memasak batu. Seketika itu juga Umar langsung memberikan bantuan bahan pangan dan memanggulnya sendiri padahal ajudannya ada, tanpa ribet dengan birokrasi, bantuan cepat tanggap. Seperti itulah seorang pemimpin bertangjungjawab atas semua kebutuhan rakyatnya. Wallahua’lam