Oleh : Farras Abdur Rahim
Mahasiswa Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pandemi yang melanda sebagian besar negara di dunia hingga saat ini masih terus terjadi, Tantangan setiap negara dalam menghadapi penyebaran Covid-19 ini tentu bermacam-macam. Pemerintah melakukan berbagai cara melalui kebijakannya agar dapat menanggulangi segala kemungkinan-kemungkinan buruk dari pandemi ini.
Munculnya wabah Covid-19 menambah kemajumukan permasalahan di indonesia semakin menimbulkan implikasi permasalahan dengan meningkatnya pertambahan penduduk namun kurang berimbangnya ketahanan pangan serta krisis agraria sudah berlangsung puluhan tahun tiada habisnya semakin bertambah pula kasusnya tetapi tidak ada tindakan tegas dari pemerintah.
Ledakan Penduduk
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan. Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari total populasi. (Sumber Badan Pusat Statistik Tahun 2015).
Adapun penduduk dengan kelompok umur 0-14 tahun (usia anak-anak) mencapai 66,17 juta jiwa atau sekitar 24,8% dari total populasi. Kemudian penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk Indonesia pada tahun ini mencapai 45,56%. Artinya setiap 100 orang yang berusia produktif (angkatan kerja) mempunyai tanggungan 46 penduduk tidak produktif (usia 0-14 tahun ditambah usia 65 tahun ke atas). Semakin tinggi rasio ketergantungan mengindikasikan semakin berat beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk tidak produktif.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi wabah dalam ledakan penduduk adalah dengan menekan tingkat kerumunan massa agar dikurangi dengan model kebijakan Pembatasan social Berskala besar (PSBB) namun seiringnya dengan kebijakan pemerintah tersebut menyebabkan di sejumlah daerah membuat warga menjadi produktif dan aktif dirumah sehingga masyarakat dituntut membatasi kegiatan serta harus inovatif maka muncul kegiatan “work from home” dengan kegiatan seperti itu masyarakat lebih banyak bertemu dengan keluarga mereka.