Menggambar pada realitas “New Normal”, di sana terdapat nilai-nilai kebajikan warga negara dimana nilai tersebut menjadi eleman fundamental dalam pelaksanaan “New Normal” dalam hal tujuan dan pendekatan. Robins (2006) menyatakan bahwa perilaku kewarganegaraan bukan sama dengan aktivitas formal seperti dalam pekerja formal, melainkan dalam berkontribusi dalam mendukung organisasi tersebut. Sementara Azwar S (2012) mengemukakan bahwa komponen sikap ialah kognitif yaiu berkaitan dengan representasi sikap, afektif berkaitan dengan perasaan dan konatif yaitu yang berkaitan dengan kecendrungan berprilaku.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, “New Normal” menjadi miniatur proses untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Dengan mempertimbangkan kehati-hatian dalam “New Normal”, nilai-nilai kebajikan warga negara terkristal dalam kesadaran warga negara mengenai kewajiban serta haknya dalam New Normal”.
Kebajikan warga negara berkaitan dengan “New Normal” memberikan pemahaman mengenai keterampilan yang dibutuhkan warga negara dalam berpartisipasi sebagai warga negara. Arkow (2010) menggunakan istilah “manusiawi” dalam kaitannya dengan perlakuan kita, sementara kanisiun (2010) menyatakan kebajikan dalam berkemanusiaan menjadi salah satu kebajikan warga negara dalam memberikan perasaan sama dengan manusia lain.
“New Normal” dalam hal kebajikan kemanusiaan memberikan pemahaman mengeni unsur-unsur nilai yang eksis selama masa pandemi Covid 19.
Kesadaran masyarakat dalam ikut serta dalam menghadapi pandemi Covid 19 perlu di edukatif berkelanjutan agar masyarakat dapat memahamai bagaimana rangkaian protokoler yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, Kerjasama dari berbagai lapisan masyarakat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi Covid 19 agar terjadi sinkronitas dalam mendorong penguatan kebajikan warga negara dalam situasi pandemi Covid 19.
Dengan tetap mematuhi prtokol kesehatan, mari bersama-sama menjadi leader dalam “New Normal” agar tercapai keharmoniasan kehidupan dalam skema “New Normal”. Tetap semangat dalam situasi ini dan saling berempati menghadapi pandemi Covid 19 dengan memperhatikan kabajikan kewarganegaraan dalam “New Normal”.
Semoga pandemi ini cepat berlalu (*)