Yahudi tersebut menolak dengan tawaran gubernur dan mengadukannya kepada Khalifah Umar bin Khattab r.a.
Sang Khalifah hanya memberinya sepotong tulang unta busuk dengan goretan huruf alif lurus dari atas ke bawah tulang yang dipalang di tengah-tengah tulang.
Khalifah menuliskannya menggunakan ujung pedang. Gubernur, Amr bin Ash menerima tulang tersebut langsung merasakan ketakutan dan langsung bersegera akan merobohkan masjid dan rumahnya meskipun telah mengeluarakan dana yang tidak sedikit.
Pesan Khalifah melalui tulang tersebut adalah “Siapapun engkau sekarang, betapapun tingginya pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti akan berubah menjadi tulang yang busuk. Karena itu, bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, adil di atas dan di bawah, jika engkau tidak bertindak lurus, kupalang di tengah-tengahmu, aku tebas batang lehermu.”
Singkat cerita, karena merasakan keadilan dan keberpihakan Islam pada wong cilik yang tercermin dari prilaku pemimpinya, akhirnya Yahudi tua tersebut menyatakan diri masuk Islam dan justru mewaqafkan rumah dan tanahnya untuk pembangunan masjid. Dari kisah ini dan visi pembangunan maritim dalam Islam semakin menunjukkan kepada siapa sebenarnya Islam itu berpihak. Wallahu’allam bishawab.