Maka Bank Bali pun kembali melayani pinjaman antarbank.
Tapi kecukupan modal beda dengan likuiditas. Meski likuiditas kuat, modal masih harus diperkuat. Rudy Ramli memperkirakan ekonomi akan terus memburuk. Modal harus diperkuat. Penilaian untuk sebuah bank lebih pada kekuatan modalnya. Bukan hanya likuiditasnya.
Itu sudah masa lalu.
Belakangan ini setiap kali saya bertemu Rudy Ramli setiap itu pula saya lihat kesehatannya kian prima. “Saya bersyukur diberi kesehatan yang baik,” komentarnya. Tapi saya juga melihat Rudy Ramli kini percaya ilmu hitam. “Orang Barat pun mempraktikkan ilmu hitam,” katanya. “Lihat itu Harry Potter,” tambahnya.
Dan di saat kehilangan Bank Bali itu Rudy merasa lagi terkena ilmu hitam. “Luar biasa cara orang mengambil alih bank saya,” ujar Rudy.
Tapi saat mencari tambahan modal dulu pikirannya masih sangat sehat. Modal harus kuat. Waktu itu ia perlu uang Rp 1,4 triliun. Agar Bank Bali tetap kuat. Rudy pun mengangkat penasihat keuangan dari Amerika, JP Morgan. Untuk menggalang investor.
Dalam sekejap JP Morgan bisa mendapat 20 calon investor serius. Dari 25 investor yang disurati. Di antaranya adalah Standard Chartered, Citibank, ABN Amro, GE Capital, dan ANG.
Setelah dilakukan seleksi, terpilihlah tiga yang paling serius: Citibank, ABN Amro, dan GE Capital. Tiba-tiba Citibank Bank minta bertemu langsung Rudy Ramli. Tanpa JP Morgan. Pertemuan itu harus di Singapura. Pertemuan di Singapura itu ternyata sangat menarik. “Citibank berminat mengambil alih credit card Bank Bali dengan nilai yang amat tinggi,” ujar Rudy Ramli kemarin.
Kalau transaksi credit card itu terjadi Bank Bali tidak perlu tambahan modal lagi. “Citibank mau membeli dengan Rp 1,5 triliun,” ujar Rudy Ramli. Padahal kebutuhan perkuatan modal Bank Bali Rp 1,4 triliun.
Dan lagi, kalau transaksi unit kartu kredit seperti itu tidak perlu izin Bank Indonesia. Sedang masuknya bank asing ke dalam modal bank nasional harus atas persetujuan BI dan BPPN.
“Saya puji kejelian Citibank melihat bisnis kartu kredit ini. Saat itu kartu kredit Bank Bali terbesar kedua di Indonesia,” kenang Rudy Ramli.