BEIRUT– Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Beirut seperti sebuah serangan yang mematikan. Dia menduga, peristiwa itu bukan sebuah kecelakaan melainkan pemboman.
“Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita, dan mereka sepertinya merasa begitu. Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur. Mereka akan lebih paham daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan, itu semacam bom,” kata Trump kepada wartawan Gedung Putih, dikutip FIN dari Anadolu, Rabu (5/8).
Trump menyampaikan duka dan simpati terdalam AS kepada rakyat Lebanon, yang berdasarkan laporan menyatakan bahwa banyak sekitar 70 orang lebih tewas dan 4000 lainnya luka-luka.
“Doa kami ditujukan kepada semua korban dan keluarga mereka. Amerika Serikat siap membantu Lebanon. Kami akan berada di sana untuk membantu,” ujar Trump.
Banyak korban masih terjebak di bawah puing bangunan ketika petugas penyelamat berusaha menjangkau mereka.
Gubernur Beirut Marwan Abboud menangis ketika berbicara kepada wartawan di lokasi ledakan, membandingkan ledakan itu dengan pemboman nuklir yang mengerikan di kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif, hanya beberapa hari sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon dijadwalkan mengumumkan putusannya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang tewas dalam ledakan besar di Beirut pada 2005.
Negara ini juga bergulat dengan krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, dan, seperti banyak dunia, sedang menghadapi pandemi virus corona.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah tuduhan bahwa ledakan besar-besaran di Beirut adalah serangan oleh Israel terhadap gudang senjata mereka.
Para pejabat Israel, yang berbicara kepada media lokal dengan syarat anonim, membantah keterlibatan Israel dalam tragedi itu, mengatakan ledakan itu bisa saja kecelakaan.
Sementara itu, pihak berwenang Lebanon mengatakan ledakan itu akibat gudang yang berisi bahan peledak hingga sebabkan ledakan besar. (ded/fin).